Ilmuwan Sebut Limbah PLTN Fukushima Aman, 92,4 Persen Warga Korsel Tetap Hindari Makanan Laut
Kompas dunia | 28 Agustus 2023, 15:57 WIB
SEOUL, KOMPAS.TV - Pembuangan air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi ke lautan yang dilakukan mulai Kamis (24/8/2023) lalu, menuai sorotan dari warga negara tetangganya, Korea Selatan.
Kebanyakan warga Korea Selatan disinyalir ragu dengan keamanan prosedur tersebut dan menghindari makanan dari laut yang dikirimi limbah PLTN Fukushima.
Pembuangan 1,34 juta metrik ton air pendingin reaktor nuklir Fukushima diperkirakan akan berlangsung beberapa dekade. Prosedur ini merupakan langkah penting dalam proses penonaktifan PLTN Fukushima.
Badan Energi Atom Internasionaol (IAEA) telah menyampaikan pembuangan air limbah Fukushima sesuai "standar keamanan internasional" dengan dampak lingkungan yang "tidak berarti" bagi lingkungan atau manusia.
Baca Juga: Jepang akan Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut Besok Kamis, Berbahayakah?
Konsensus para ilmuwan menyatakan pembuangan air limbah PLTN Fukushima tidak menimbulkan risiko apa pun bagi masyarakat. Makanan laut dari perairan sekitar Fukushima disebut masih aman dikonsumsi.
Akan tetapi, publik Korea Selatan cenderung skeptis dengan keamanan konsumsi makanan laut pasca-pembuangan limbah Fukushima.
Survei terkini dari Consumers Korea menunjukkan 92,4 persen responden mengaku akan menghindari makanan laut usai limbah PLTN Fukushima dibuang.
Respons ini pun membuat pedagang ikan dan makanan laut di Korea Selatan khawatir. Bisnis makanan laut sebelumnya melalui masa sulit kala pandemi Covid-19, kini terancam isu terkait pembuangan limbah PLTN Fukushima.
"Jelas saya khawatir. Ini bukan hanya tentang bisnis saya, ini tentang seluruh industri makanan laut," kata Lee Jae-seok, seorang pemilik restoran barbekyu belut di Seoul, Korea Selatan, sebagaimana dilansir Al Jazeera, Senin (28/8/2023).
"Persepsi negatif dapat berujung berkurangnya konsumsi makanan laut. Itu akan berdampak kepada kami. Saya khawatir terhadap potensi efek dari isu ini ke seluruh pasar," lanjutnya.
Sementara pedagang di pasar ikan Noryangjin, Seoul, hub makanan laut terbesar di Korea Selatan, mengaku frustrasi dengan berita-berita seputar pembuangan limbah PLTN Fukushima.
"Positif atau negatif, tidak penting. Segala kebisingan ini buruk untuk bisnis. Kami hanya ingin melaluinya," kata pedagang yang enggan disebut namanya tersebut.
Jepang sendiri diketahui menghilangkan sebagian besar material radioaktif dari air limbah Fukushima. Air limbah Fukushima pun tinggal mengandung tritium dan radionuklida lain dengan konsentrasi rendah.
Jepang disebut telah menyaring air limbah hingga konsentrasi tritium mencapai 50 kali lipat lebih rendah daripada batas aman yang ditetapkan Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Baca Juga: Sekjen PBB Sebut Dunia dalam Ancaman Perang Nuklir Terbesar
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Al Jazeera