Kanselir Jerman Yakin Putin Melemah Usai Upaya Kudeta Wagner, tapi Tak Ingin Jatuhkan Rezimnya
Kompas dunia | 29 Juni 2023, 13:54 WIBBERLIN, KOMPAS.TV - Kanselir Jerman Olaf Scholz yakin Presiden Rusia Vladimir Putin melemah usai kudeta Wagner yang gagal.
Hal itu diungkapkan Scholz bersamaan dengan upaya Putin memperbaiki kerusakan pada posisinya dengan menemui staf militer di Kremlin.
Ia juga menyapa orang banyak di jalanan umum, sesuatu yang jarang dilakukan oleh Putin.
Baca Juga: Media Inggris Laporkan Gempita Iduladha di Indonesia, Ungkap Sempat Dikhawatirkan Wabah Tahun Lalu
Hal itu diungkapkan Scholz saat diwawancara dengan media penyiaran Jerman, ARD, Rabu (28/6/2023).
“Saya percaya ia melemah karena ini menunjukkan bahwa struktur kekuatan kediktatorannya telah memiliki retakan, dan ia tak sekokoh seperti yang selalu ia tegaskan,” ujarnya dikutip dari The Guardian.
Scholz menambahkan dirinya tak ingin ikut berspekulasi mengnai berapa lama Putin akan bertahan.
Ia menegaskan tujuan Barat mendukung Ukraina adalah membantu mempertahankan dirinya, bukan untuk menjatuhkan rezim Putin.
Putin sendiri dilaporkan tiba di Dagestan, dan melakukan tur publik. Ia berhenti untuk mencium pendukungnya, berpose untuk selfie, dan berjabat tangan dengan keramaian.
Putin mendatangi wilayah yang kebanyakan dihuni umat Islam itu untuk menandai hari Libu Idul Adha dan mendatangi masjid bersejarah.
Ini merupakan langkah yang tak biasa untuk presiden yang dikenal memiliki banyak rahasia, dan yang digambarkan selalu ketakutan atas keselamatannya.
Kudeta Wagner terjadi setelah pemimpin tentara bayaran itu, Yevgeny Prigozhin mengecam pemimpin militer Rusia.
Baca Juga: Muslim Sudan Rayakan Iduladha di Tengah Desingan Peluru, padahal Gencatan Senjata Telah Diumumkan
Pada Jumat (23/6/2023), Prigozhin membuat pesan suara di Telegram yang meluapkan kemarahannya karena menurutnya pemimpin militer Rusia telah membunuhi pasukan Wagner.
Prigozhin bahkan membawa pasukannya kembali ke Rusia dan menduduki markas militer serta lapangan terbang di Rostov, kota yang berbatasan dengan Ukraina.
Namun, perjanjian kedua pihak membuat Prigozhin akhirnya “dibuang” ke Belarusia dan dakwaan pemberontakan kepadanya dicabut.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : The Guardian