Zelenskyy Klaim Rusia Sangat Sadar akan Kalah Perang, Makanya Bendungan Kakhovka Diledakkan
Kompas dunia | 9 Juni 2023, 00:00 WIBISTANBUL, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim Rusia "sangat" menyadari akan kalah perang melawan Ukraina menyusul penghancuran bendungan Kakhovka.
"Mereka takut kami akan segera melakukan serangan balasan ke wilayah ini (Kherson), dan mereka ingin pembebasan wilayah kami lebih sulit. Mereka mengerti dengan sangat baik mereka akan kalah, (makanya) mereka memperpanjang pembebasan wilayah kami," kata Zelenskyy dalam wawancara dengan harian Jerman Bild seperti laporan Anadolu, Kamis (8/6/2023).
Dengan penghancuran bendungan Kakhovka, ia mengatakan Kiev mendapat informasi "sesuatu akan terjadi," yang ia bagikan dengan mitranya.
Zelenskyy lebih jauh mengatakan Ukraina tidak memberikan bukti bendungan Kakhovka diledakkan oleh pasukan Rusia karena lokasinya berada dalam wilayah yang dikuasai Rusia, "Bukti apa yang bisa kami punya? Saat (nanti) kami di sana, kami akan mengumpulkan bukti," kata dia menambahkan pentingnya keterlibatan ahli internasional.
Ia juga mengecam pedas ketidakhadiran PBB dan Palang Merah Internasional di area itu "untuk menyelamatkan nyawa" dan menunjukkan kekecewaan kurangnya tanggapan atas penyelidikan yang diajukan oleh Ukraina.
Zelenskyy juga menyinggung serangan balasan Ukraina terhadap Rusia yang telah lama ditunggu-tunggu, mengatakan penghancuran bendungan tidak membuat segalanya menjadi lebih mudah.
Baca Juga: Bendungan Nova Khakova Bocor, Tentara Rusia Terseret Banjir saat Menyelamatkan Diri
"Apa yang terjadi saat ini adalah tragedi, bencana lingkungan dan manusia. Hal itu tidak membantu kami dalam melakukan serangan balasan. Hal itu membuatnya tidak lebih mudah," kata Zelenskyy.
Sementara itu Rusia dan Ukraina pada hari Selasa lalu saling tuduh atas penghancuran bendungan Kakhovka, yang menyebabkan banjir di pemukiman sekitarnya.
Moskow menuduh Kiev berupaya memutus pasokan air bersih untuk Krimea yang didapat dari Reservoir Kakhovka, sementara Kiev menuduh Rusia mencoba memperlambat serangan balasan yang diperkirakan.
Skandal Internal Besar
Dalam wawancara itu, Zelenskyy juga menyebutkan adanya "skandal internal besar" di Rusia antara Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dengan kepala kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin.
"Terjadi perang, yang mereka sebut 'operasi militer khusus' dan perebutan politik. Dan yang paling serius, antara angkatan bersenjata yang berbeda, baik negara maupun swasta," kata Zelenskyy, menambahkan ia berpikir Vladimir Putin mengetahui hal itu.
Lebih jauh Zelenskyy mengeklaim mereka yang dekat dengan Putin "kehilangan kepercayaan terhadapnya" dan ini berdampak kepada militer Rusia dan hal lainnya.
Baca Juga: Putin Serang AS, Setuju Klaim Bahwa Agen Khusus "Paman Sam" Terlibat Peledakan Pipa Gas Nord Stream
Ia juga menyangkal Ukraina menyerang atau berperang di wilayah Belgorod, Rusia.
"Kami tidak berperang di wilayah asing. Kami hanya membebaskan wilayah kami... Kami berperang dengan Rusia atas wilayah kami, bukan wilayah mereka."
Militer Ukraina dilaporkan melakukan serangkaian serangan ke wilayah perbatasan Rusia beberapa bulan terakhir, seperti Bryansk dan Belgorod, yang diserang drone dan artileri, serta diserbu pasukan paramiliter.
Zelenskyy juga menyangkal keterlibatan Ukraina dalam ledakan jalur pipa Nord Stream September lalu.
"Saya presiden, dan saya memberikan perintah yang sesuai aturan. Ukraina tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Saya tidak akan melakukan hal semacam itu," kata dia.
Jalur pipa Nord Stream, yang membawa gas alam Rusia menuju Jerman utara melalui Laut Baltik, retak akibat serangkaian ledakan pada 26 September tahun lalu, menyebabkan kebocoran yang oleh para pejabat dari negara-negara di wilayah itu sebut sebagai "sabotase".
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Anadolu