> >

Zelenskyy Klaim Rusia Sangat Sadar akan Kalah Perang, Makanya Bendungan Kakhovka Diledakkan

Kompas dunia | 9 Juni 2023, 00:00 WIB
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengeklaim Rusia "sangat" menyadari akan kalah perang melawan Ukraina menyusul penghancuran bendungan Kakhovka. (Sumber: AP Photo)

Dalam wawancara itu, Zelenskyy juga menyebutkan adanya "skandal internal besar" di Rusia antara Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu dengan kepala kelompok paramiliter Wagner Yevgeny Prigozhin.

"Terjadi perang, yang mereka sebut 'operasi militer khusus' dan perebutan politik. Dan yang paling serius, antara angkatan bersenjata yang berbeda, baik negara maupun swasta," kata Zelenskyy, menambahkan ia berpikir Vladimir Putin mengetahui hal itu.

Lebih jauh Zelenskyy mengeklaim mereka yang dekat dengan Putin "kehilangan kepercayaan terhadapnya" dan ini berdampak kepada militer Rusia dan hal lainnya.

Baca Juga: Putin Serang AS, Setuju Klaim Bahwa Agen Khusus "Paman Sam" Terlibat Peledakan Pipa Gas Nord Stream

Sejumlah daerah di Kherson kebanjiran setelah bendungan Nova Khakova jebol. Militer Ukraina mengaku melihat banyak tentara Rusia tersapu banjir. (Sumber: AP Photo)

Ia juga menyangkal Ukraina menyerang atau berperang di wilayah Belgorod, Rusia.

"Kami tidak berperang di wilayah asing. Kami hanya membebaskan wilayah kami... Kami berperang dengan Rusia atas wilayah kami, bukan wilayah mereka."

Militer Ukraina dilaporkan melakukan serangkaian serangan ke wilayah perbatasan Rusia beberapa bulan terakhir, seperti Bryansk dan Belgorod, yang diserang drone dan artileri, serta diserbu pasukan paramiliter.

Zelenskyy juga menyangkal keterlibatan Ukraina dalam ledakan jalur pipa Nord Stream September lalu.

"Saya presiden, dan saya memberikan perintah yang sesuai aturan. Ukraina tidak ada hubungannya dengan hal tersebut. Saya tidak akan melakukan hal semacam itu," kata dia.

Jalur pipa Nord Stream, yang membawa gas alam Rusia menuju Jerman utara melalui Laut Baltik, retak akibat serangkaian ledakan pada 26 September tahun lalu, menyebabkan kebocoran yang oleh para pejabat dari negara-negara di wilayah itu sebut sebagai "sabotase".

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Anadolu


TERBARU