> >

NATO Bersiap Kirim 700 Tentara ke Kosovo untuk Padamkan Bentrokan

Kompas dunia | 31 Mei 2023, 09:04 WIB
Pasukan penjaga perdamaian NATO di Kosovo, KFOR, hari Selasa (30/5/2023) melaporkan jumlah pasukannya yang terluka dalam bentrokan sengit dengan etnis Serbia menjadi 30 orang. NATO mengumumkan akan menambah pasukannya di Kosovo sebanyak 700 tentara untuk memadamkan bentrokan. (Sumber: AP Photo)

PRISTINA, KOMPAS.TV - Pihak NATO akan mengirim tambahan 700 tentara ke Kosovo utara untuk membantu memadamkan protes kekerasan setelah terjadinya bentrokan dengan etnis Serbia yang membuat 30 tentara internasional terluka. Keputusan ini diumumkan NATO pada Selasa (30/5/2023) kemarin.

Kekerasan terbaru di kawasan itu menimbulkan ketakutan akan terulangnya konflik 1998-99 di Kosovo yang merenggut lebih dari 10.000 nyawa. Selain itu lebih dari 1 juta orang kehilangan tempat tinggal dan mengakibatkan terbentuknya misi penjaga perdamaian NATO yang telah berlangsung hampir seperempat abad. 

Bentrokan tumbuh dari konfrontasi yang terjadi pekan lalu setelah pejabat etnis Albania yang terpilih dalam pemungutan suara yang diboikot oleh Serbia, memasuki gedung kota untuk menduduki jabatannya. Saat warga Serbia mencoba menghadang mereka, polisi Kosovo menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa.

Kekerasan lebih lanjut terjadi pada hari Senin ketika orang-orang Serbia bentrok dengan polisi dan penjaga perdamaian NATO.

Baca Juga: Ketegangan antara Kosovo dan Serbia Terus Berlanjut dan Makin Genting, Ini Sejarah dan Penjelasannya

Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan batalion cadangan tambahan akan disiapkan dengan kesiapan tinggi jika pasukan tambahan diperlukan.

"Ini adalah langkah-langkah bijaksana," kata Stoltenberg, yang membuat pengumuman di Oslo setelah pembicaraan dengan perdana menteri Norwegia.

Seperti dikutip dari Associated Press, misi penjaga perdamaian yang dipimpin NATO di kawasan itu dikenal sebagai KFOR dan saat ini terdiri dari hampir 3.800 tentara.

Pada Selasa lalu, penjaga perdamaian multinasional KFOR menggunakan pagar logam dan penghalang kawat berduri untuk memperkuat posisi di kota utara yang telah menjadi pusat kekerasan. Pasukan menutup gedung kota di Zvecan, di mana kerusuhan pada Senin membuat ketegangan melonjak.

 

Deklarasi kemerdekaan Kosovo tahun 2008 tidak diakui oleh Beograd. Kemudian etnis Albania membentuk sebagian besar populasi Kosovo, tetapi mereka juga memiliki minoritas Serbia yang terus bergolak, tepatnya di bagian utara negara yang berbatasan dengan Serbia.

Stoltenberg mengutuk kekerasan tersebut dan memperingatkan bahwa pasukan NATO akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk menjaga lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua warga negara di Kosovo.

Dia mendesak kedua belah pihak untuk menahan diri dari perilaku tidak bertanggung jawab dan kembali ke pembicaraan yang didukung Uni Eropa untuk meningkatkan hubungan.

Baca Juga: Korban Luka Pasukan PBB di Kosovo Utara Jadi 30 Orang akibat Bentrokan Berdarah dengan Etnis Serbia

Amerika Serikat (AS) dan sebagian besar negara Uni Eropa telah mengakui kemerdekaan Kosovo dari Serbia, sementara Rusia dan China memihak Serbia yang beribukota di Beograd.

Adapun China pada  Selasa kemarin menyatakan dukungannya untuk upaya Serbia menjaga kedaulatan dan integritas teritorialnya, dan Moskow telah berulang kali mengkritik kebijakan Barat dalam perselisihan tersebut.

Menanggapi konfrontasi minggu lalu, Serbia menempatkan militer negara itu dalam keadaan siaga tertinggi dan mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan dengan Kosovo. Warga Serbia kembali melakukan protes pada hari Senin, bersikeras bahwa walikota etnis Albania dan polisi Kosovo harus meninggalkan Kosovo utara.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU