> >

Bukan Raja Saya! Kaum Republikan Inggris Ramai Menuntut Penobatan Raja Charles Menjadi yang Terakhir

Kompas dunia | 5 Mei 2023, 05:15 WIB
Hari Sabtu (6/5/2023), lebih dari 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan pakaian kuning agar bisa terlihat jelas, dan berkumpul di samping patung itu untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi kerajaan berlalu. Aktivis republikan Inggris sudah lama berjuang membangun momentum menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: AP Photo)

LONDON, KOMPAS.TV - Saat menuju penobatan sebagai raja kerajaan Inggris Raya minggu ini, Raja Charles III akan melakukan perjalanan dengan kereta kencana berlapis emas melintasi jalan-jalan yang dibalut dengan bendera Union Jack merah putih biru, dan melewati sebuah peringatan dari masa lalu.

Di Trafalgar Square berdiri patung besar dari Raja Charles I, raja abad ke-17 yang digulingkan Parlemen dan dieksekusi mati tahun 1649.

Hari Sabtu (6/5/2023), lebih dari 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan pakaian kuning agar bisa terlihat jelas, dan berkumpul di samping patung itu untuk berseru "Bukan raja saya!" saat prosesi kerajaan berlalu.

"Kami akan mencoba menjaga suasana tetap ceria, tetapi tujuan kami adalah membuatnya tidak mungkin diabaikan," kata Graham Smith, chief executive dari kelompok anti-monarki Republic.

Penobatan ini, kata dia, adalah perayaan dari lembaga yang korup. "Dan ini adalah perayaan dari satu pria yang mengambil pekerjaan yang bukan haknya."

Aktivis republikan lama berjuang membangun momentum untuk menggulingkan monarki Inggris yang berusia 1.000 tahun. Mereka melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat untuk menyuarakan seruan mereka.

Baca Juga: Penobatan Megah Raja Inggris Charles III Telan Biaya hingga Rp1,8 Triliun, Siapa yang Membayar?

Hari Sabtu (6/5/2023), lebih dari 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan pakaian kuning agar bisa terlihat jelas, dan berkumpul di samping patung raja Charles I untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi kerajaan berlalu. Aktivis republikan Inggris lama berjuang membangun momentum menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: AP Photo)

Ratu Elizabeth II, yang meninggal September 2022 setelah 70 tahun memimpin, sangat dihormati karena usianya yang panjang dan rasa tanggung jawabnya.

Charles adalah hal lain, seorang pria gaek 74 tahun yang perseteruan keluarga dan pendapat tegasnya tentang segala hal mulai dari arsitektur hingga lingkungan, menjadi sorotan utama selama beberapa dekade.

Survei pendapat menunjukkan oposisi dan apati terhadap monarki semakin meningkat. Dalam studi terbaru oleh National Center for Social Research, hanya 29% responden yang menganggap monarki "sangat penting", tingkat terendah dalam 40 tahun terakhir. Oposisi tertinggi berada di kalangan anak muda.

"Saya pikir itu pasti bergeser," kata Smith, yang kelompoknya ingin menggantikan monarki dengan kepala negara yang dipilih. "Orang cukup senang mengkritik Charles dengan cara yang tidak mereka inginkan untuk dilakukan di depan umum tentang Ratu."

Jutaan orang di Inggris akan menonton siaran langsung ketika Charles dilantik di Westminster Abbey. Puluhan ribu orang akan berbaris di jalanan, dan lingkungan di seluruh negeri akan mengadakan pesta.

"Menurut saya, situasinya pasti sedang berubah," kata Smith, yang ingin menggantikan monarki dengan kepala negara yang dipilih secara langsung. "Orang-orang sangat senang mengkritik Charles dengan cara yang sebelumnya mungkin tidak mereka lakukan terhadap ratu di depan publik."

Baca Juga: Charles III Sudah Resmi Jadi Raja Inggris tapi Penobatan Megah Tetap Digelar, Ternyata Ini Alasannya

Mahkota Kerajaan Inggris St Edward. Hari Sabtu, (6/5/2023), lebih 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan kaos kuning, dan berkumpul di samping patung raja Charles I yang dipenggal untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi penobatan raja Charles berlalu. Aktivis republikan Inggris berjuang menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: Royal Collection Trust / His Majesty King Charles III 2023)

Jutaan warga Inggris akan menonton siaran langsung saat Charles dinobatkan di Westminster Abbey. Puluhan ribu orang akan berjejer di jalan-jalan, dan lingkungan di seluruh negeri akan mengadakan pesta.

Namun, jutaan orang lainnya akan mengabaikan upacara tersebut. Beberapa orang akan menghadiri acara alternatif, termasuk konser di Glasgow oleh band tribute the Scottish Sex Pistols, yang mengembalikan semangat punk yang menyanyikan "God save the queen, the fascist regime" selama perayaan jubilee perak sang ratu pada tahun 1977.

London's Newington Green Meeting House, tempat berkumpul orang-orang yang tidak sejalan dengan agama dan kaum radikal selama 300 tahun, mengadakan "pesta alternatif komunitas," lengkap dengan makanan, minuman, dan musik "radikal dan republikan."

Manajer umum Nick Toner mengatakan bahwa acara ini untuk orang-orang yang tidak ingin duduk berjam-jam menonton upacara, kereta kuda, dan bendera Union Jack yang tak berujung. "Mungkin karena mereka menganggapnya sebagai pemborosan uang pajak atau bahkan hanya bosan."

Sementara BBC, stasiun televisi milik negara Inggris, akan menawarkan liputan upacara penobatan sepanjang hari pada hari Sabtu, Channel 4 menawarkan jadwal alternatif, termasuk musikal tentang pangeran kerajaan yang tercela, Prince Andrew, sitkom lucu "The Windsors," dan dokumenter "Farewell to the Monarchy."

Sebagian orang berpendapat adalah sangat menjijikkan untuk menghabiskan jutaan poundsterling uang rakyat pada kemegahan di tengah krisis biaya hidup akibat inflasi 10%, yang mendorong ribuan orang bergantung pada sumbangan makanan, dan memicu berbulan-bulan pemogokan oleh perawat, guru, dan pekerja lain yang mencari upah yang lebih tinggi.

Baca Juga: Penobatan Raja Inggris Charles III Digelar dengan Upacara Lintas Agama

Raja Charles III. Hari Sabtu (6/5/2023), lebih 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan kaos kuning, dan berkumpul di samping patung raja Charles I yang dipenggal untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi penobatan raja Charles berlalu. Aktivis republikan Inggris berjuang menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: AP Photo)

Meskipun upacara Charles lebih sederhana, dengan sekitar 2.000 tamu dibandingkan dengan 8.000 undangan yang hadir pada penobatan ratu Elizabeth II tahun 1953, bagi warga Inggris tetap memerlukan biaya besar.

Biaya lengkapnya tidak akan diketahui sampai nanti, tetapi penobatan Elizabeth tahun 1953 membutuhkan biaya 912.000 poundsterling, setara dengan 20,5 juta poundsterling saat ini.

Wakil Perdana Menteri, Oliver Dowden, yang membantu mengawasi persiapan penobatan raja berargumen, "Masyarakat tidak ingin momen bersejarah ini diwarnai oleh suasana yang muram dan kikir". Para pendukung penobatan mengeklaim perayaan tersebut akan meningkatkan citra Inggris, menarik wisatawan, dan merangsang penjualan.

Namun, tidak semua orang setuju.

"Saya tidak setuju," kata Philippa Higgins, seorang resepsionis berusia 24 tahun di London.

"Saya hanya merasa itu terlihat sedikit bodoh ketika kita memiliki begitu banyak orang yang berjuang, untuk memiliki sesuatu yang begitu mewah saat ini. Tapi beberapa orang berargumen tentang tradisi, saya kira."

Oposisi terhadap penobatan yang mewah terutama kuat di Skotlandia dan Wales, di mana beberapa nasionalis pro-kemerdekaan melihat monarki sebagai bagian dari negara Inggris yang ingin mereka tinggalkan.

Baca Juga: Mewahnya Jubah Penobatan Raja Inggris Charles III, Berusia Ratusan Tahun, Terbuat dari Benang Emas

Raja Charles III dan simbolnya. Hari Sabtu (6/5/2023), lebih 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan kaos kuning, dan berkumpul di samping patung raja Charles I yang dipenggal untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi penobatan raja Charles berlalu. Aktivis republikan Inggris berjuang menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: Straits Times)

Beberapa nasionalis Skotlandia juga mereasa keberatan dengan Batu Takhta, sebuah batu pasir seberat 125 kilogram yang terkait dengan raja-raja Skotlandia dan Inggris, yang dikirim dari Edinburgh ke London untuk diletakkan di bawah kursi penobatan.

Batu ikonik ini, simbol kebangsaan Skotlandia yang dirampas oleh raja Inggris pada abad ke-13 dan tidak dikembalikan hingga tahun 1996, harus dipindahkan ke Westminster Abbey secara diam-diam dan di tengah keamanan ketat.

Charles ingin dilihat sebagai raja modern, dan Istana Buckingham telah menyesuaikan beberapa tradisi kuno penobatan untuk abad ke-21.

Penobatan ini akan menjadi yang pertama yang melibatkan kontribusi dari pemimpin-pemimpin Buddha, Hindu, Yahudi, Muslim, dan Sikh, serta yang pertama yang melibatkan uskup perempuan.

Namun, saran dari Gereja Inggris bahwa orang-orang yang menonton penobatan di TV mungkin ingin bersumpah setia kepada raja dari sofa mereka, membuat beberapa orang merasa tidak enak.

Charles adalah raja dari 14 bekas koloni Inggris, dan akan kelimpahan warisan kekaisaran. Ia mendukung penelitian tentang keterkaitan monarki dengan perdagangan budak trans-Atlantik, dan tahun lalu mengungkapkan "kesedihan pribadi" atas penderitaan yang disebabkan oleh perbudakan, meskipun ia tidak mengeluarkan permintaan maaf.

Baca Juga: Jelang Penobatan Raja Charles III dan Permaisuri Camilla Digelar Pesta Kebun di Istana Buckingham!

Undangan penobatan Raja Charles III yang dirilis pada Selasa (4/4/2023). Hari Sabtu (6/5/2023), lebih 1.500 pengunjuk rasa akan mengenakan kaos kuning, dan berkumpul di samping patung raja Charles I yang dipenggal untuk berseru "Bukan raja saya!", saat prosesi penobatan raja Charles berlalu. Aktivis republikan Inggris berjuang menggulingkan 1.000 tahun monarki Inggris, melihat pelantikan ini sebagai momen yang tepat. (Sumber: Buckingham Palace via AP)

Jumlah wilayah kerajaan Inggris Raya dibawah Raja Charles III kemungkinan akan berkurang selama masa pemerintahannya. Barbados menjadi republik pada tahun 2021 dan Jamaika berencana melakukan hal yang sama.

Perdana Menteri Selandia Baru Chris Hipkins mengatakan pekan ini ia ingin negaranya membuang mahkota, meskipun ia menambahkan bahwa itu bukanlah "prioritas mendesak".

Menurut Craig Prescott, seorang ahli hukum konstitusi di Universitas Bangor di Wales, di Inggris, monarki mungkin masih aman untuk saat ini karena kecenderungan Inggris untuk "bergerak maju" dan secara bertahap menyesuaikan politik dan konstitusinya dengan perubahan zaman.

"Jelas, jika Anda akan memulainya dari awal, Anda mungkin tidak akan memilih satu keluarga dan mengatakan, 'Mereka akan menjadi kepala negara selamanya'," katanya.

Namun, pengaturan ini sebagian besar berhasil, dan menghapus mahkota tidak ada di cakrawala dari partai politik mana pun.

Meski demikian, ia melihat bahaya di masa depan jika generasi muda yang telah mengalami tahun-tahun krisis, pandemi, dan tekanan ekonomi terus berjuang.

"Jika monarki mewakili status quo, status quo tidak selalu bagus, dalam hal generasi, bagi sebagian orang," ujar Prescott, "Jika hal ini terus berlanjut, maka itu bisa menjadi masalah bagi banyak lembaga nasional dalam 20 atau 30 tahun ke depan."

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Associated Press


TERBARU