> >

Korban Tewas akibat Serangan Udara Junta Militer Myanmar Jadi 171 Warga Sipil, Termasuk 38 Anak-Anak

Kompas dunia | 14 April 2023, 21:35 WIB
Foto yang disediakan Kyunhla Activists Group menunjukkan kondisi setelah terjadinya serangan udara di desa Pazigyi, Kanbalu, Sagaing, Myanmar, Selasa, 11 April 2023. Pada Jumat (14/4/2023), jumlah korban tewas akibat serangan udara junta militer dilaporkan mencapai sekitar 171 orang, termasuk 38 anak-anak. (Sumber: Kyunhla Activists Group via AP)

BANGKOK, KOMPAS.TV - Jumlah korban tewas akibat serangan udara junta militer terhadap warga sipil di sebuah desa di Myanmar bagian tengah, meningkat menjadi sekitar 171 orang.

Dilaporkan Straits Times, Jumat (14/4/2023), 171 orang itu terdiri dari 109 laki-laki, 24 perempuan, dan 38 anak-anak menurut anggota tim yang terlibat dalam kremasi jenazah dan laporan media.

Seorang warga yang terlibat dalam kremasi jenazah, yang meminta namanya tidak disebutkan untuk melindungi keselamatannya, mengatakan timnya telah merevisi jumlah korban tewas menjadi 171 orang dari 130 orang pada hari sebelumnya.

Dia juga mengatakan 53 orang lainnya terluka dan dirawat.

BBC Burmese juga melaporkan jumlah korban tewas sebanyak 171, sementara Mandalay Free Press menempatkan angkanya pada 170 orang.

Myanmar telah mengalami krisis sejak militer menjatuhkan pemerintahan sipil pimpinan Aung San Suu Kyi dalam kudeta pada Februari 2021.

Diperkirakan sebanyak 3.200 warga sipil tewas sebagai bagian dari tindakan keras junta terhadap para pengkritiknya.

Belum ada jumlah resmi korban tewas dalam serangan udara yang terjadi pada Selasa (11/4/2023) pagi di desa Pazi Gyi di wilayah Sagaing tengah, meskipun pihak militer mengonfirmasi telah melakukan operasi di daerah tersebut.

Pemerintah Persatuan Nasional Myanmar, sebuah badan bayangan yang didominasi oleh mantan anggota parlemen dari partai Suu Kyi, mengirimkan sebuah grafik pada Jumat yang menetapkan jumlah korban tewas sebanyak 168.

Baca Juga: Cara Junta Militer Myanmar Bantai 100 Orang di Sagaing: Jatuhkan Bom di Kerumunan, Anak-Anak Tewas

Pada Jumat (14/4/2023), jumlah korban tewas akibat serangan udara junta militer dilaporkan mencapai sekitar 171 orang, termasuk 38 anak-anak. Serangan udara itu terjadi di desa Pazigyi, Kanbalu, Sagaing, Myanmar, pada Selasa (11/4/2023). (Sumber: AP Photo/ABC)

Desa Pazi Gyi tampak kosong pada Jumat karena warga terlalu takut untuk kembali.

Serangan pada Selasa yang terjadi di malam perayaan Thingyan, festival air Tahun Baru Buddha Myanmar, menimbulkan kemarahan internasional.

Britania Raya, mantan penguasa kolonial Myanmar, telah meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk mengadakan pertemuan untuk membahas insiden tersebut.

ASEAN, yang telah memimpin upaya diplomasi yang belum membuahkan hasil untuk menyelesaikan krisis Myanmar, mengutuk keras serangan udara itu pada Kamis (13/4/2023).

Wilayah Sagaing adalah benteng pemberontak di dekat Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Wilayah tersebut telah menunjukkan perlawanan paling sengit terhadap pemerintahan militer, dengan pertempuran yang sengit terjadi selama berbulan-bulan.

Junta mengonfirmasi pada Rabu bahwa mereka telah meluncurkan serangan udara "terbatas" di wilayah tersebut dan menyalahkan beberapa kematian pada ranjau darat yang ditanam oleh para pejuang anti-junta.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Straits Times


TERBARU