Riwayat Kesehatan Paus Fransiskus, Mulai dari Operasi Paru-Paru hingga Masalah Lutut
Kompas dunia | 30 Maret 2023, 20:54 WIBVATICAN CITY, KOMPAS.TV – Paus Fransiskus, yang sedang menjalani perawatan karena infeksi pernapasan, tahun lalu mengakui ia perlu melambatkan tempo berkegiatan karena usianya yang kini 86 tahun dan masalah kesehatan yang semakin meningkat.
Berikut beberapa masalah medis yang dialami Paus selama hidupnya, mulai dari operasi pengangkatan sebagian paru-parunya di masa mudanya hingga masalah lutut yang membuatnya harus menggunakan kursi roda, dikutip dari France24.
Operasi Paru-Paru
Ketika berusia 21 tahun, Jorge Bergoglio, nama lahir Paus Fransiskus, hampir meninggal karena mengalami radang paru-paru atau pleuritis.
Menurut biografer Austen Ivereigh, para ahli bedah mengangkat tiga kista paru-paru dan sebagian kecil paru-paru kanannya dalam operasi yang diikuti oleh pemulihan yang panjang dan menyakitkan.
Namun, dalam wawancara tentang kesehatannya dengan jurnalis dan dokter Argentina, Nelson Castro, Paus mengatakan bahwa ia telah "sepenuhnya pulih... dan tidak pernah merasa terbatas sejak saat itu".
Sciatica dan Akupunktur
Paus sering mengeluh tentang "tamu yang menjengkelkan", yaitu sakit syaraf kronis yang disebut sciatica, yang menyebabkan sakit punggung, pinggul, dan kaki yang kadang-kadang memaksanya membatalkan acara resmi.
Ia memiliki cara berjalan yang khas -- ia menggambarkannya sebagai "berjalan seperti ayam betina yang ingin menetaskan telur" -- tetapi hal ini disebabkan oleh kondisi kaki datar (flat feet), seperti yang dijelaskan Francis kepada Castro dalam bukunya The Health of Popes.
Sebagai uskup agung Buenos Aires, ia dirawat oleh seorang akupunturis Tiongkok untuk nyeri punggungnya, seperti yang ditulis oleh Ivereigh dalam majalah Katolik mingguan The Tablet pada 2021.
Pada akhir 1979 dan awal 1980, ia juga menderita infeksi kantung empedu yang hampir fatal dan mengalami masalah "singkat" dengan jantungnya pada tahun 2004 setelah terjadi penyempitan pembuluh darah, kata biografer tersebut.
Masalah dengan "hati berlemak" diatasi melalui perubahan diet.
Baca Juga: Kondisi Paus Fransiskus Dilaporkan Membaik usai Dirawat karena Infeksi Saluran Pernapasan
Musik Bach dan Minuman Herbal
Paus Fransiskus, yang pernah menjadi kepala ordo Yesuit pada 1970-an selama kekejaman militer Argentina, sebelumnya juga mencari dukungan kesehatan mental.
Ia mengatakan kepada Castro bahwa ia berbicara dengan "seorang psikolog wanita hebat" seminggu sekali selama enam bulan saat rezim militer berkuasa, untuk membantunya mengatasi kecemasan.
Saat ini, ia mengatasinya dengan mendengarkan musik Bach atau menikmati "mate", minuman herbal Argentina yang populer.
Paus dikabarkan pergi tidur pada pukul 9 malam dan membaca selama satu jam sebelum tidur selama enam jam dan bangun pada pukul 4 pagi setiap hari. Makan siang selalu diikuti dengan tidur siang selama 45 menit.
Baca Juga: Paus Fransiskus Dilarikan ke Rumah Sakit karena Kesulitan Bernapas
Operasi Usus
Pada Juli 2021, Paus Fransiskus menghabiskan sepuluh hari di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk mengatasi stenosis divertikular simtomatik pada usus besarnya.
Kondisi ini menyebabkan peradangan yang berpotensi menyakitkan pada divertikulum, kantong yang dapat terbentuk pada dinding usus besar dan cenderung berkembang dengan bertambahnya usia.
Pasien dengan divertikulitis mungkin mengalami nyeri perut bagian bawah, demam, atau pendarahan rektal.
Paus Fransiskus menjalani hemikolektomi kiri, di mana usus besar yang menurun, yaitu bagian yang melekat pada rektum, diangkat.
Dia mengatakan setahun kemudian bahwa ia masih merasakan efek dari enam jam di bawah anestesi selama operasi.
Dalam wawancara pada Januari tahun ini, ia mengatakan divertikulitis telah kembali. Ia juga terlihat gemuk selama setahun terakhir.
Baca Juga: Sebut Homoseksualitas Bukan Kejahatan tetapi Dosa, Ini Klarifikasi Paus Fransiskus
Kejujuran
Paus Fransiskus telah berulang kali mengatakan bahwa ia akan mempertimbangkan mundur jika kondisi kesehatan mengharuskan itu.
Paus sebelumnya, Benediktus XVI, menggemparkan dunia pada tahun 2013 dengan menjadi Paus pertama yang mundur sejak Abad Pertengahan, dengan alasan kesehatan fisik dan mental yang menurun.
Ivereigh telah mencatat "betapa bebas dan transparannya Fransiskus membahas berbagai kondisinya, fisik dan psikologis".
"Betapa jauh kita dari Vatikan yang menolak mengonfirmasi Parkinson yang bisa dilihat semua orang di wajah Yohanes Paulus II," tulisnya di The Tablet.
Pada Agustus 2022, Paus Fransiskus menunjuk Massimiliano Strappetti, seorang perawat Vatikan, sebagai asisten perawatan kesehatannya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/France24