Alasan Putin Menggelar Senjata Nuklir Taktis di Belarusia Menurut Media Barat
Kompas dunia | 29 Maret 2023, 10:03 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Sejumlah media barat menyebut langkah Presiden Rusia Vladimir Putin menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia sebagai sebuah upaya meningkatkan pertaruhan dalam konflik di Ukraina.
Seperti dilaporkan Associated Press, Rabu (29/3/2023), langkah Putin itu mengikuti peringatan sang presiden bahwa Moskow siap menggunakan semua cara yang tersedia untuk menangkis serangan di wilayah Rusia, merujuk pada persenjataan nuklirnya.
Bagaimana Putin Menjelaskan Keputusannya?
Putin mengatakan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko sudah lama mendesak Moskow untuk menempatkan senjata nuklir di negaranya, yang punya hubungan militer erat dengan Rusia dan merupakan tempat persiapan untuk invasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari 2022.
Rusia membantu memodernisasi pesawat tempur Belarusia agar mampu membawa senjata nuklir, sesuatu yang telah berulang kali disebutkan oleh pemimpin otoriter Belarusia.
Dalam sambutannya yang disiarkan Sabtu akhir pekan lalu, Putin mengatakan pemicu langsung penyebaran senjata nuklir taktis Rusia ke Belarusia adalah keputusan pemerintah Inggris untuk memberi Ukraina amunisi yang mengandung uranium yang terdeplesi.
Menurut Associated Press, Putin melunakkan bahasanya setelah pertama-tama mengklaim secara salah bahwa amunisi semacam itu memiliki komponen nuklir, tetapi dia bersikeras amunisi jenis tersebut menimbulkan bahaya bagi penduduk sipil dan dapat mencemari lingkungan.
Putin juga mengatakan dengan menempatkan senjata nuklir taktis di Belarusia, Rusia akan melakukan apa yang telah dilakukan Amerika Serikat selama beberapa dekade dengan menempatkan senjata nuklirnya di Belgia, Jerman, Italia, Belanda, dan Turki.
Menurut dia, langkah Rusia tidak melanggar perjanjian internasional yang melarang proliferasi senjata nuklir, meskipun Moskow berargumen sebelumnya bahwa Washington melanggar pakta tersebut dengan menempatkannya di wilayah sekutu NATO-nya.
Langkah Putin menurut Associated Press berlawanan dengan pernyataan yang dia dan Presiden China Xi Jinping keluarkan setelah pembicaraan mereka di Kremlin pekan lalu, yang berbicara menentang kekuatan nuklir yang mengerahkan senjata atom di luar wilayah mereka, dalam jotosan yang nyata terhadap Amerika Serikat.
Baca Juga: Rusia Kebut Rencana Senjata Nuklir Taktis di Belarusia, Senjata Berat Eropa Mulai Datang di Ukraina
Lantas, apa itu senjata nuklir taktis?
Senjata nuklir taktis dirancang untuk menghancurkan pasukan dan senjata musuh di medan perang. Senjata ini punya jangkauan yang relatif pendek dan dampak ledakan yang jauh lebih rendah daripada hulu ledak nuklir yang dipasang pada rudal strategis jarak jauh yang mampu melenyapkan seluruh kota.
Tidak seperti senjata strategis, yang tunduk pada perjanjian pengendalian senjata antara Moskow dan Washington, senjata taktis tidak pernah dibatasi oleh pakta semacam itu, dan Rusia belum merilis jumlah mereka atau hal spesifik lainnya yang terkait dengannya.
Pemerintah Amerika Serikat meyakini Rusia punya sekitar 2.000 senjata nuklir taktis, yang meliputi bom yang dapat dibawa oleh pesawat terbang, hulu ledak untuk rudal jarak pendek, dan peluru artileri.
Sementara senjata nuklir strategis dipasang pada rudal balistik antarbenua berbasis darat atau kapal selam yang selalu siap diluncurkan, senjata nuklir taktis disimpan di beberapa fasilitas penyimpanan yang dijaga ketat di Rusia, dan perlu waktu untuk mengirimkannya ke unit tempur.
Beberapa kubu garis keras Rusia sudah lama mendesak Kremlin mengirim peringatan ke Barat dengan memindahkan beberapa senjata nuklir taktis lebih dekat ke pesawat dan rudal untuk reaksi cepat bila diperlukan.
Baca Juga: NATO Marah Rusia Pasang Senjata Nukir Taktis di Belarusia: Berbahaya dan Tidak Bertanggung Jawab
Apa yang Rusia Lakukan Saat Ini?
Putin mengatakan Rusia membantu memutakhirkan 10 pesawat Belarusia untuk memungkinkan mereka membawa senjata nuklir dan kru mereka akan memulai pelatihan untuk menggunakannya mulai 3 April.
Dia mencatat Rusia juga memberi Belarus sistem rudal jarak pendek Iskander yang dapat dipasang hulu ledak konvensional atau nuklir.
Putin mengatakan pembangunan fasilitas penyimpanan senjata nuklir di Belarus akan selesai pada 1 Juli. Dia tidak mengatakan berapa banyak senjata nuklir yang akan ditempatkan di sana atau kapan akan dikerahkan.
Putin menekankan Rusia akan mempertahankan kendali atas senjata nuklir apa pun yang dikerahkan ke Belarusia, seperti halnya Amerika Serikat mengendalikan senjata nuklir taktisnya di wilayah sekutu NATO-nya.
Jika Moskow mengirim senjata nuklir ke Belarusia, itu akan menandai pengerahan pertama mereka di luar perbatasan Rusia sejak awal 1990-an. Belarusia, Ukraina, dan Kazakhstan mewarisi persenjataan nuklir besar-besaran setelah runtuhnya Uni Soviet pada 1991, tetapi setuju untuk mengirimkannya ke Rusia pada tahun-tahun berikutnya.
Baca Juga: Vladimir Putin Terjunkan Senjata Nuklir Taktis ke Belarusia
Apa Kemungkinan Konsekuensi Bagi Putin?
Dengan pernyataan terbarunya, Putin kembali menggantungkan ancaman nuklir untuk menandakan kesiapan Moskow meningkatkan perang di Ukraina.
Penyebaran senjata nuklir taktis ke Belarusia, yang memiliki perbatasan sepanjang 1.084 kilometer dengan Ukraina, akan memungkinkan pesawat dan rudal Rusia mencapai target potensial di sana dengan lebih mudah dan cepat jika Moskow memutuskan untuk menggunakannya.
Itu juga akan memperluas kemampuan Rusia untuk menargetkan beberapa anggota NATO di Eropa Timur dan Tengah.
Langkah itu dilakukan saat Kiev siap melakukan serangan balasan untuk merebut kembali wilayah yang diduduki Rusia.
Kementerian Luar Negeri Belarusia menolak kritik Barat, menyatakan pengerahan itu sebagai tanggapan atas tekanan Barat yang "belum pernah terjadi sebelumnya" dan berpendapat langkah itu tidak bertentangan dengan perjanjian internasional karena Rusia akan mempertahankan kendali atas mereka.
Kementerian Luar Negeri Rusia menunjukkan Washington dan sekutunya mengabaikan desakan Rusia untuk penarikan senjata nuklir AS dari Eropa.
Ini menegaskan kembali hak Moskow untuk mengambil "langkah-langkah tambahan yang diperlukan untuk memastikan keamanan Rusia dan sekutunya."
Dmitry Medvedev, wakil kepala Dewan Keamanan Rusia, memperingatkan pekan lalu bahwa upaya Ukraina untuk merebut kembali kendali atas Semenanjung Krimea adalah ancaman terhadap "eksistensi Rusia," sesuatu yang memerlukan respons nuklir di bawah doktrin keamanan negara.
Rusia menurut Associated Press secara ilegal mencaplok Krimea dari Ukraina pada tahun 2014.
“Setiap hari memasok senjata Barat ke Ukraina membuat kiamat nuklir semakin dekat,” kata Medvedev.
Analis militer Ukraina Oleg Zhdanov mengatakan tujuan Putin adalah untuk mencegah sekutu Barat Ukraina memberikan lebih banyak senjata kepada Kyiv sebelum serangan balasan apa pun.
"Putin menggunakan pemerasan nuklir dalam upaya untuk mempengaruhi situasi di medan perang dan memaksa mitra Barat untuk mengurangi pasokan senjata dan peralatan di bawah ancaman eskalasi nuklir," kata Zhdanov.
"Balkon nuklir Belarusia tidak hanya akan menjulang di atas Ukraina, tetapi Eropa juga, menciptakan ancaman terus-menerus, meningkatkan ketegangan dan menggetarkan saraf Ukraina dan mitra Barat mereka.”
Associated Press tidak melaporkan posisi senjata nuklir Amerika Serikat yang ditempatkan di negara-negara NATO dan ancaman senjata-senjata nuklir tersebut terhadap Rusia.
Baca Juga: Rusia Uji Tembak Rudal AntiKapal di Laut Jepang, Mampu Meluncur 3 Kali Kecepatan Suara
Apa yang Barat dan Ukraina Inginkan?
Ukraina menanggapi langkah Putin dengan menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB. Seorang juru bicara PBB merujuk pertanyaan tentang masalah ini ke Dewan Keamanan, yang mengumumkan tidak ada pertemuan pada Senin sore.
“Dunia harus bersatu melawan seseorang yang membahayakan masa depan peradaban manusia,” kata Kementerian Luar Negeri Ukraina.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby hari Senin mengatakan para pejabat AS "belum melihat pergerakan senjata nuklir taktis atau semacamnya" sejak pengumuman Putin di Belarusia. Dia mengatakan Washington tidak melihat apa pun yang mendorong perubahan dalam postur pencegahan strategisnya.
NATO menolak klaim Putin bahwa Rusia hanya melakukan apa yang telah dilakukan AS selama beberapa dekade, berkilah sekutu Barat bertindak dengan penuh hormat atas komitmen internasional mereka.
“Retorika nuklir Rusia berbahaya dan tidak bertanggung jawab,” kata juru bicara NATO Oana Lungescu, menambahkan aliansi tersebut belum melihat adanya perubahan dalam postur nuklir Rusia.
Lithuania, yang berbatasan dengan Belarusia, menggambarkan pernyataan Putin sebagai “upaya lain oleh dua rezim diktator yang tidak dapat diprediksi untuk mengancam tetangga mereka dan seluruh benua Eropa,” menyebut mereka sebagai “langkah putus asa Putin dan Lukashenko untuk menciptakan gelombang ketegangan dan destabilisasi lain di Eropa.”
Perdana Menteri Polandia Mateusz Morawiecki, yang mengunjungi Rumania, mengatakan pada konferensi pers Selasa bahwa keputusan Moskow untuk menyebarkan senjata "pasti akan mengarah pada sanksi tambahan yang dikenakan pada Belarusia dan tingkat sanksi baru akan jauh lebih menyakitkan."
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV/Associated Press