> >

Amsterdam Bakal Larang Isap Ganja di Jalanan Kawasan Prostitusi gara-gara Kejahatan Makin Meningkat

Kompas dunia | 11 Februari 2023, 23:05 WIB
Amsterdam hari Jumat (10/2/2023) mengatakan pemerintah kota kini melarang siapa pun merokok ganja di kawasan prostitusi atau Red Light District mulai Mei. (Sumber: Amsterdam Info)

DEN HAAG, KOMPAS.TV - Otoritas kota Amsterdam menyatakan pemerintah kota kini melarang siapa pun merokok ganja di kawasan prostitusi atau Red Light District mulai pertengahan Mei mendatang, Jumat (10/2/2023). Larangan itu merupakan bagian dari upaya untuk mengekang kriminalitas dan perilaku anti-sosial.

Langkah itu dilakukan di tengah upaya yang lebih luas untuk membatasi jam minum dan memajukan waktu penutupan kafe, bar, restoran, dan rumah bordil, karena pemerintah kota menindak masalah “perilaku anti-sosial yang sangat besar”.

Prostitusi legal di Belanda, dan rumah bordil di pusat kota Amsterdam menjadi objek wisata.

Tetapi, kejahatan perkotaan yang meningkat di bagian kota yang merupakan magnet bagi para pemuda yang suka begadang itu selama beberapa tahun telah membuat polisi melabeli daerah itu sebagai "kilometer persegi kesengsaraan".

Di bawah hukum Belanda, penjualan ganja ditoleransi di kedai kopi, selama mereka mematuhi persyaratan yang ketat. Namun, kepemilikan, menjual atau memproduksi lebih dari lima gram ganja merupakan pelanggaran. 

Dengan lebih dari 18 juta pengunjung memadati jalan-jalan abad ke-17 yang sempit tahun lalu, penduduk Amsterdam telah lama mengeluh bahwa bagian tersibuk dari pusat kota, termasuk De Wallen, distrik lampu merah, menjadi tidak layak huni.

Warga “sangat kesal dengan pariwisata massal dan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan di jalan”, terutama pada malam hari, jelas pernyataan pemerintah kota.

Baca Juga: Badai Cuan UKM Thailand, Ganja Masuk ke Produk Pasta Gigi, Teh Susu, Sabun, dan Kue Kering

Ilustrasi lintingan ganja. Amsterdam hari Jumat, (10/2/2023) mengatakan pemerintah kota kini melarang siapapun merokok ganja di kawasan prostitusi atau Red Light District mulai Mei. (Sumber: Pixabay)

"Wisatawan sama-sama menarik pedagang kaki lima yang mengarah pada kriminalitas dan ketidakamanan," tambah pernyataan itu.

Jika pembatasan terbaru gagal memberikan efek yang diinginkan, pihak berwenang memperingatkan mereka akan memperluasnya ke teras kedai kopi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Guardian/Straits Times


TERBARU