Malaysia Perketat Pemeriksaan Gejala Covid-19 di Bandara dan Uji Air Limbah Pesawat dari China
Kompas dunia | 30 Desember 2022, 20:55 WIBBerdasarkan angka resmi yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan ada 148.659 infeksi Covid-19 baru dan 442 kematian baru di China pada 11 hingga 17 Desember 2022.
Menyusul keputusan China untuk membuka kembali perbatasannya, Menteri Transportasi Malaysia Anthony Loke pada Jumat mengatakan, Malaysia akan mengalami lonjakan permintaan penerbangan.
Menurut sebuah laporan, Malaysia adalah salah satu dari sepuluh negara teratas yang ingin dikunjungi warga negara China.
Para pelaku industri pariwisata Malaysia pada Kamis (29/12/2022), mengungkapkan keinginan untuk menerima pengunjung dari China menyusul relaksasi tersebut.
Asosiasi Pariwisata Masuk Malaysia (Mita) mengatakan keputusan Beijing untuk menghapus karantina bagi para pelancong dan membuka kembali perbatasannya diharapkan dapat membawa tiga juta wisatawan ke Malaysia, yang akan membantu meningkatkan perekonomian.
Presiden Mita Uzaidi Udanis mengatakan kepada wartawan, "China sangat penting" karena memiliki "volume besar" dan orang China adalah pembelanja besar.
Baca Juga: 6 Negara Perketat Aturan untuk Warga China karena Covid-19, Indonesia: Masih Kami Kaji
“Ini akan dapat memberikan kontribusi yang baik bagi perekonomian Malaysia,” katanya, mencatat industri akan mematuhi protokol kesehatan apa pun karena “kesehatan yang baik berarti bisnis yang baik”.
Meskipun pelaku industri mengharapkan satu juta pelancong dari China pada tahun 2023, jumlah kasus Covid-19 yang melonjak di sana dan meningkatnya risiko munculnya varian baru membuat mereka tetap waspada.
Asosiasi Badan Pariwisata Malaysia (Mata) pada Kamis mendesak pemerintah untuk menghentikan sementara masuknya wisatawan dari China hingga kasus harian Covid-19 di negara tersebut turun.
“Kita semua sadar rumah sakit di seluruh China menghadapi ledakan kasus Covid-19 menyusul keputusan Beijing untuk mencabut peraturan ketatnya,” kata Presiden Mata Mohd Khalid Harun, menahan optimisme akan terangkatnya industri pariwisata setempat menyusul pelonggaran aturan di China.
“Trauma yang dialami para pelaku industri pariwisata akibat wabah Covid-19 belum juga teratasi. Faktanya, banyak biro perjalanan dan hotel yang tutup karena virus tersebut, yang menimbulkan kerugian miliaran ringgit dalam dua tahun terakhir,” tambahnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Straits Times