> >

Israel Deportasi Aktivis HAM Palestina, Berpeluang Picu Perselisihan Diplomatik dengan Prancis

Kompas dunia | 18 Desember 2022, 17:45 WIB
Foto ilustrasi. Tentara Israel berjaga di jalan dekat Kota Nablus, Tepi Barat, Sabtu (24/9/2022). Israel kukuh mendeportasi seorang pengacara sekaligus aktivis hak asasi manusia Palestina, Salah Hammouri ke Prancis kendati Paris keberatan. (Sumber: Majdi Mohammed/Associated Press)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel dilaporkan mendeportasi seorang pengacara sekaligus aktivis hak asasi manusia (HAM) Palestina, Salah Hammouri ke Prancis pada Minggu (18/12/2022). Tel Aviv kukuh mendeportasi aktivis itu kendati Paris berkeberatan.

Hammouri merupakan aktivis yang lahir di Yerusalem, tetapi memiliki kewarganegaraan Prancis.

Sebelumnya pemerintahan Emmanuel Macron meminta Israel tetap mengizinkan Hammouri tinggal di Yerusalem Timur.

"Saya dengan senang hati mengumumkan bahwa keadilan telah terpenuhi hari ini dan si teroris Salah Hammouri telah dideportasi dari Israel," kata Menteri Dalam Negeri Israel Ayelet Shaked dikutip Associated Press.

Baca Juga: Tepi Barat Memanas, Remaja Putri Palestina Tewas Kena Tembak Pasukan Israel

Deportasi Hammouri pun berpeluang memicu perselisihan diplomatik antara Israel dengan Prancis. Deportasi ini juga menunjukkan kerentanan status orang Palestina di Yerusalem Timur yang dianeksasi Israel.

Hammouri merupakan aktivis Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina (PFLP), kelompok yang dilabeli sebagai organisasi teroris oleh Israel.

Hammouri bekerja sebagai pengacara untuk Adameer, organisasi hak asasi manusia yang berfokus pada hak-hak terhukum Palestina di penjara Israel.

 

Adameer dilarang Israel karena dugaan keterkaitan dengan PLFP.

Salah Hammouri sempat menghabiskan tujuh tauh di penjara Israel usai divonis bersalah terlibat plot pembunuhan seorang rabbi terkenal.

Ia dibebaskan via pertukaran tahanan dengan Hamas pada 2011, tetapi Tel Aviv menuduhnya masih beraktivitas dengan PLFP.

Pada 2021 lalu, ponsel milik Hammouri dan lima aktivis hak asasi manusia lain kedapatan dipasangi oleh spyware Pegasus yang dibuat oleh perusahaan NSO Group asal Israel.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui apakah Prancis akan menerima deportasi Hammouri.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri Prancis menegaskan Hammouri harus dibolehkan menggunakan hak-haknya dan menjalani hidup normal di Yerusalem, kota kelahiran dan tempat tinggalnya.

Baca Juga: Serangan Spyware Pegasus ke Aktivis Anti-Monarki Thailand Diduga Ada Keterlibatan Pemerintah

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU