Diplomat Rusia di Afrika Jadi Korban Serangan Bom Surat, Ternyata Sempat Terima Ancaman Kematian
Kompas dunia | 18 Desember 2022, 14:26 WIBBANGUI, KOMPAS.TV - Seorang diplomat di negara Afrika harus dirawat di rumah sakit setelah menjadi korban serangan bom surat.
Kepala Pusat Kebudayaan Rusia di Republik Afrika Tengah mendapat serangan bom surat, Jumat (16/12/2022).
Dmitry Sitiy merupakan Rumah Rusia cabang Bangui, sebuah pusat budaya yang didanai negara dan mempromosikan budaya Rusia di seluruh dunia.
Seperti diungkapkan sumber Kedutaan Rusia dikutip dari The Moscow Times, Sitiy menerima paket yang ditujukan kepadanya dari kantor DHL.
Baca Juga: Celana Usang Berusia Ratusan Tahun Terjual Rp1,7 Miliar, Milik Penumpang Kapal yang Tenggelam
Paket yang tak memiliki alamat pengembalian itu kemudian terpicu dan meledak saat Sitiy membukanya di rumah.
Ia kemudian dirawat di rumah sakit, meski seberapa para cederanya tetap tidak jelas.
Otoritas penegak hukum setempat menggambarkan bahwa insiden tersebut sebagai aksi terorisme.
Mereka juga mengonfirmasikan bahwa Sitiy dilaporkan menerima sejumlah ancaman kematian sebelum serangan.
“Sebelumnya, ia menerima paket pertama dan kemudian membukanya. Ternyata ada ancaman di dalamnya,” kata Kepala Polisi Afrika Tengah, Bienvenue Zokoue dikutip dari RIA Novosti.
“Ia kemudian menghubungi saya dan kemudian membantunya mengungkapkan siapa orang yang mengirimkannya” lanjut Bienvenue terkait ancaman yang diterimanya sebelum mendapat serangan bom.
Baca Juga: Menipu Teman Baik Sebagai Kekasih Online Selama 12 Tahun, Perempuan China Ditahan
Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan paket bom itu merupakan usaha untuk menyakiti hubungan antara Moskow dan Bangui.
“Kami dengan tegas mengutuk aksi kriminal ini, yang jelas berusaha untuk menghalangi aktivitas Rumah Rusia di Bangui, dan lebih luas lagi, merusak keberhasilan pengembangan hubungan persahabatan antara kedua negara kita,” kata kementerian tersebut.
Otoritas Republik Afrika Tengah belum menyebutkan potensi tersangka pelaku bom surat itu.
Namun, Kepala Kelompok Tentara Bayaran Rusia, Wagner, Yevgeny Prigozhin, menuduh pemerintah Prancis di balik serangan itu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : The Moscow Times