Pamor Indonesia dan Presiden Jokowi Menjulang, Berhasil Bikin Adidaya Dunia Bersepakat di KTT G20
Kompas dunia | 17 November 2022, 17:35 WIBNUSA DUA, KOMPAS.TV - Presiden Joko Widodo banjir pujian dunia karena dianggap berhasil menjadi tuan rumah KTT G20 karena sukses memfasilitasi dan menengahi adu keras urat leher adidaya dunia dan membuat mereka mencapai kata sepakat.
Bloomberg, Kamis, (17/11/2022), dalam laporanya menuliskan meskipun menjadi negara dengan populasi terbesar keempat di dunia dan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, Indonesia sudah lama tidak menampilkan taring da bobotnya dalam urusan internasional. Itu dipandang berubah pada KTT G20 tahun ini.
Dengan paduan diplomasi yang hati-hati dan humor yang baik, Presiden Indonesia Joko Widodo berhasil membawa rasa kolegialitas ke dunia yang terbelah oleh konflik dan krisis.
KTT G20 dimulai di Bali dengan ketegangan tinggi di sekitar urusan Ukraina, hubungan AS - China, perubahan iklim, dan inflasi diakhiri dengan pernyataan bersama yang tampaknya mustahil hanya beberapa hari sebelumnya.
Harapan dunia yang rendah atas pertemuan Presiden China Xi Jinping dan Presiden Amerika Serikat Joe Biden ternyata hasilnya melampaui harapan dari pertemuan langsung kedua raksasa dunia, membuat kerja sama berhasil dipulihkan di berbagai bidang utama sehingga menstabilkan hubungan antara ekonomi terbesar dunia yang telah mengarah ke konflik.
Keberhasilan itu mengatur panggung untuk kesepakatan yang lebih luas dalam pernyataan atau komunike bersama pemimpin KTT G20 di mana "sebagian besar anggota mengutuk keras perang di Ukraina" dan sebagian berpandangan berbeda. Bahkan Rusia sepakat dengan hasil tersebut.
Pemimpin Indonesia yang bersuara lembut dan sering tersenyum itu hadir sebagai sosok yang menenangkan selama pertikaian diplomatik yang paling dinantikan di dunia. Baik mengantar para pemimpin berkeliling dengan kereta golf atau memimpin mereka menanam bakau di panas tropis, Jokowi mengatur panggungnya untuk kesuksesan pertemuan puncak KTT G20.
Baca Juga: Sri Mulyani Ungkap Capaian Nyata G20 Bali, Ini Daftarnya
Hanya beberapa hari sebelum dimulainya G20, AS dan Rusia tidak setuju mengenai bahasa pada pertemuan puncak yang diselenggarakan oleh Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara KTT ASEAN di Kamboja, mendorong pertemuan ditutup tanpa pernyataan bersama seperti lazimnya pertemuan puncak.
“Indonesia layak mendapatkan pujian yang cukup besar karena berhasil lolos tanpa ledakan besar,” kata Greg Poling, kepala program Asia Tenggara di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington.
“Setelah semua kembang api politik, mereka dapat mendiskusikan isu-isu nyata yang diinginkan Indonesia dalam agenda: ketahanan pangan, perubahan iklim, dan ketahanan energi. Itu kemenangan!"
Indonesia di bawah Jokowi secara bertahap meningkatkan kehadiran internasionalnya.
Tahun lalu, pemerintahannya memainkan peran kunci dalam negosiasi yang menyebabkan AS keluar dari Afghanistan.
Indonesia juga memimpin upaya di ASEA meminta pertanggungjawaban junta militer Myanmar atas kekerasan berkelanjutan terhadap warga sipil setelah militer merebut kendali pemerintah dalam kudeta tahun lalu.
Dalam pidatonya kepada para pemimpin G-20 pada hari Rabu, Jokowi berterus terang.
Baca Juga: Indonesia Kantongi Komitmen Investasi Sekitar Rp125 Triliun dari KTT G20
“Hentikan perang. Saya ulangi: hentikan perang,” katanya, “Pemulihan ekonomi global tidak akan terjadi kecuali situasinya membaik.”
Asia Tenggara sebagian besar menahan diri untuk tidak memihak di antara kekuatan-kekuatan besar yang bersaing, dalam upaya untuk memperkuat sentralitas regional dan memastikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi hampir 700 juta orang di kawasan itu.
Hal itu membuat pintu terbuka bagi Indonesia untuk mengambil peran sebagai mediator independen di tengah kebuntuan yang terus berlanjut di Dewan Keamanan PBB.
“Indonesia secara tradisional gesit dalam mengelola tantangan strategis pada saat kritis,” kata Ong Keng Yong, mantan Sekretaris Jenderal ASEAN.
“Pejabat Indonesia adalah diplomat ulung dan berpengalaman, dan sungguh keliru untuk menganggap angin lalu negara dan presiden mereka.”
Bagi Jokowi, yang mendekati akhir masa jabatan terakhirnya, fokus utamanya adalah mendorong investasi baru untuk mendanai ibu kota baru IKN senilai US$34 miliar di Kalimantan. Hari Rabu, Jokowi juga mengumumkan niatnya untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2036 di sana.
“Dari sudut pandang Indonesia, ini adalah G-20 yang sangat sukses,” kata Achmad Sukarsono, kepala analis untuk Indonesia di Control Risks yang berbasis di Singapura.
“Yang ingin dilakukan Indonesia adalah menampilkan Indonesia kepada anggota lainnya. Sekarang saya melihat berita utama mengatakan, ‘Jokowi pemimpin global.’"
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Purwanto
Sumber : Kompas TV/Bloomberg