> >

Setelah 153 Tewas dalam Tragedi Halloween di Itaewon, Jumlah Korban Masih akan Bertambah

Kompas dunia | 31 Oktober 2022, 08:39 WIB
Sisa-sisa perayaan Halloween yang berubah menjadi tragedi yang menewaskan sedikitnya 153 orang di Itaewon, Korea Selatan. (Sumber: The Associated Press.)

SEOUL, KOMPAS.TV — Hingga Minggu malam, para pejabat menyebutkan jumlah korban tewas dalam tragedi Halloween di Itaewon berjumlah 153 orang dan jumlah orang yang terluka di 133. Kementerian Dalam Negeri dan Keselamatan mengatakan pihaknya memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat karena jumlah orang yang terluka berada dalam kondisi serius.

Ribuan orang yang bersuka ria dalam perayaan Halloween di Itaewon harus berdesakan di jalan-jalan sempit dan semarak di lingkungan paling kosmopolitan di Seoul, Korea Selatan. Mereka bersemangat untuk memamerkan jubah, topi penyihir, dan sayap kelelawar mereka. Namun keriaan itu berubah menjadi kepanikan dalam sekejap.

Kim Mi Sung, seorang saksi yang bekerja untuk sebuah organisasi nirlaba di Itaewon, mengatakan bahwa perayaan itu berubah menjadi seperti neraka. Dia menolong 10 orang yang hilang kesadaran dengan memberi CPR. Namun sembilan dari 10 orang yang dia beri CPR akhirnya meninggal. 

"Rasanya seperti neraka," kata Kim. "Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Banyak korban yang keluar darah dari hidung dan mulut mereka. Sebagian besar adalah wanita yang berpakaian seperti penyihir atau mengenakan kostum Halloween lainnya.

Baca Juga: Kesaksian Tragedi Halloween Itaewon: Musik Kencang, Terjebak, Orang-orang Tetap Berpesta

Selanjutnya, kepanikan menyebar ketika massa yang tidak terkendali masuk ke gang sempit di Itaewon. Orang-orang yang bersuka ria saling berjatuh bertindihan seperti kartu domino. 

Saksi mata mengatakan, adegan mimpi buruk semakin intensif ketika orang-orang melakukan CPR pada orang yang sekarat dan membawa tubuh lemas ke ambulans. Sementara itu musik berdentum dengan keras dari klub dan lampu-lampu neon menyala dengan terang.  

Para saksi berusaha mati-matian untuk menarik keluar mereka yang terjebak di bawah himpitan orang, tetapi gagal karena terlalu banyak orang yang menimpa di atas mereka. Beberapa orang bahkan tidak dapat bergerak sama sekali selama 40 menit.

"Kami hanya terjebak bersama begitu erat sehingga kami bahkan tidak bisa bergerak untuk memanggil dan melaporkan situasinya," kata seorang saksi, bermarga Lee. “Kami adalah orang asing, tetapi kami saling berpegangan tangan dan berulang kali berteriak, ‘Ayo bertahan!’”

Di negara yang sangat canggih dan berteknologi tinggi ini, kesedihan, teror, dan kesedihan diputar dengan jelas di media sosial. Pengguna memposting pesan putus asa mencari teman dan orang yang dicintai.

Baca Juga: Kesaksian Tragedi Halloween Itaewon: Musik Kencang, Terjebak, Orang-orang Tetap Berpesta

"Saya pikir saya sedang sekarat," kata seorang wanita dalam posting di Twitter. "Seluruh tubuh saya terjebak di antara orang lain, sementara orang-orang tertawa dari teras dan merekam kami. Saya pikir saya akan benar-benar mati jika saya berteriak. Saya mengulurkan tangan kepada orang lain yang berada di atas saya dan saya berhasil keluar.”

Seorang saksi berusia 20-an menangis ketika dia menggambarkan adegan itu kepada kantor berita Yonhap. “Kejadian itu tampak seperti kuburan orang yang bertumpuk satu sama lain. Beberapa dari mereka perlahan-lahan kehilangan kesadaran dan yang lain sepertinya sudah mati," ujarnya.

Seorang saksi laki-laki, bermarga Kong, mengatakan dia berhasil melarikan diri ke bar terdekat dengan teman-temannya setelah kekacauan itu terjadi. Dia melihat melalui jendela bar bahwa orang-orang berjatuhan seperti domino.
Teman dan anggota keluarga berkumpul di kantor pemerintah setempat untuk mencoba mencari berita tentang orang hilang.

Baca Juga: Lee Jihan, Artis Korea Selatan yang Tewas dalam Tragedi Halloween Itaewon, Dimakamkan Besok

“Saya belum mendengar kabar dari anak saya. Bagaimana saya bisa tidur ketika anak saya belum pulang?” kata seorang wanita tak dikenal, menurut rekaman dari Yonhap News TV.

Seorang pengguna Twitter memposting serangkaian pesan yang meminta informasi tentang seorang temannya berusia 17 tahun yang pergi ke Itaewon untuk merayakan Halloween. Temannya mengenakan ikat rambut yang terlihat seperti telinga kucing ketika hilang.

“Saya kehilangan kontak dengannya. Dia sudah menjadi teman saya selama 12 tahun, dan kami seperti keluarga. Tolong bantu saya, ”kata pesan itu.
 

Penulis : Tussie Ayu Editor : Iman-Firdaus

Sumber : The Associated Press


TERBARU