> >

Senjata Baru Mematikan NATO, Bom Nuklir Gravitasi yang Disebut Lebih Kuat Dibandingkan Bom Hiroshima

Krisis rusia ukraina | 29 Oktober 2022, 12:44 WIB
Bom nuklir gravitasi akan menjadi senjata baru mematikan NATO. (Sumber: Mirror)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) dilaporkan mempercepat pengiriman senjata nuklir taktis berpemandu atau bom nuklir gravitasi ke Eropa.

Diperkirakan dalam empat bulan ke depan, negara-negara NATO akan mendapatkan bom gravitasi B61-12 sebagai senjata baru mereka.

Pengiriman bom tersebut ke negara-negara Eropa dan NATO dilakukan AS menyusul tensi yang terus meningkat antara Moskow dan Barat.

Awalnya bom tersebut direncanakan baru akan dikirimkan pada 2023. Namun AS kini mempercepat rencana tersebut dengan target akan menyelesaikan pengiriman pada Desember mendatang.

Baca Juga: Paris Baguette Tuai Kemarahan usai Kirim Roti ke Pemakaman Pegawai yang Tewas di Mesin Pembuat Roti

Rencana tersebut diungkapkan oleh pejabat AS kepada NATO pada pertemuan tertutup di Brussels awal bulan ini.

Bom gravitasi nuklir akan menjadi senjata baru mematikan bagi NATO dan sekutunya.

Dikutip dari Mirror, bom termonuklir baru ini adalah salah satu senjata AS yang paling serbaguna, karena daya ledaknya dapat ditingkatkan atau diturunkan tergantung pada targetnya.

Majalah khusus pertahanan, The National Interest, menyebut bom itu sebagai bom nuklir paling dahsyat pada persenjataan AS.

Bahkan bom tersebut diyakini memiliki kekuatan lebih dahsyat dibandingkan bom nuklir yang pernah dijatuhkan di Hiroshima, Jepang pada 1945 silam.

“Yang membuat bom B61-12 menjadi senjata nuklir paling berbahaya terletak pada kegunaannya. Kegunaan ini berasal dari kombinasi akurasi dan hasil yang rendah,” tulis The National Interest.

“Dalam hal yang pertama, B61-12 adalah bom berpemandu nuklir pertama di Amerika."

Mereka mengatakan bahwa bom itu membuat penggunaan senjata nuklir menjadi lebih mudah sejak pertama kali digunakan pada 1940-an.

Penggunaan B61-12 pun akan mendorong tren ini menjadi lebih jauh.

B61-12 memiliki empat tipe yang dapat dipilih yaitu 0,3, 1,5, 10 atau 50 kiloton.

Sebagai perbandingan, bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945 menghasilkan kekuatan ledakan sekitar 15 kiloton.

Pemboman Hiroshima menewaskan antara 129.000 dan 226.000 orang yang sebagian besar adalah warga sipil.

Baca Juga: Langkah Cerdik Rusia usai Putra dari Orang Dekat Putin Ditangkap di Italia atas Perintah AS

Bom-bom itu akan menggantikan senjata lama di berbagai fasilitas penyimpanan di Eropa untuk potensi penggunaan oleh pesawat pengebom dan jet tempur AS serta sekutunya.

Bom itu menggunakan sistem navigasi inersia untuk mencapai probabilitas pembunuhan yang tinggi dengan akurasi sekitar 30 meter.

Pengiriman bom-bom mematikan itu terjadi ketika negara-negara Barat khawatir dengan ancaman Rusia menggunakan senjata nuklir di Ukraina.

Di tengah kekhawatiran itu, Barat diyakini perlu berbuat lebih banyak untuk mencegah Moskow melewati batas.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Mirror


TERBARU