Inilah Riwayat Karir dan Kebijakan Presiden China Xi Jinping menurut Media Barat
Kompas dunia | 23 Oktober 2022, 18:01 WIBBEIJING, KOMPAS.TV — Presiden China Xi Jinping kembali terpilih untuk masa jabatan ketiga dan akan menjabat untuk lima tahun ke depan.
Kongres ke-20 Partai Komunis China pada Minggu (23/10/2022) menghasilkan beberapa keputusan mengejutkan, baik untuk para pesaingnya di Barat maupun untuk berbagai faksi politik di dalam negeri.
Inilah riwayat karir dan catatan kebijakan Xi Jinping sebagai presiden China dari teropong media barat Associated Press, Minggu.
Xi adalah putra seorang pemimpin revolusioner komunis, korban Revolusi Kebudayaan dan pemimpin provinsi pada masa ledakan ekonomi China, sebelum naik meroket ke puncak singgasana kekuasaan satu dekade lalu.
Pada Minggu, Xi Jinping yang berusia 69 tahun itu mengamankan masa jabatan ketiga, membuka jalan baginya untuk tetap berkuasa setidaknya selama lima tahun ke depan dan mungkin lebih lama.
Dalam dekade pertamanya berkuasa, Xi Jinping memperketat kendali negara atas ekonomi dan masyarakat, dan mempromosikan kebijakan luar negeri serta pertahanan yang lebih berotot, sambil memantapkan dirinya sebagai salah satu pemimpin paling kuat dalam sejarah modern Tiongkok.
Baca Juga: Sejarah Baru Tercipta, Xi Jinping Akhirnya Jadi Pemimpin China untuk Periode Ketiga
Tahun-Tahun Awal Xi Jinping
15 Juni 1953: Xi Jinping lahir di Beijing, putra Xi Zhongxun, seorang pejabat senior Partai Komunis dan mantan komandan gerilya dalam perang saudara yang membawa komunis berkuasa pada 1949.
1969-75: Pada usia 15 tahun, Xi termasuk di antara banyak pemuda perkotaan berpendidikan yang dikirim untuk tinggal dan bekerja di desa-desa miskin selama Revolusi Kebudayaan, periode pergolakan sosial yang diluncurkan oleh pemimpin Mao Zedong saat itu.
1975-79: Kembali ke Beijing untuk belajar teknik kimia di Universitas Tsinghua yang bergengsi.
1979-82: Bergabung dengan militer sebagai ajudan di Komisi Militer Pusat dan Kementerian Pertahanan.
Baca Juga: Detik-Detik Eks Presiden China Diseret Keluar Saat Kongres Partai
Xi Jinping sebagai Pemimpin Daerah
1982-85: Ditugaskan sebagai wakil dan kemudian pemimpin Partai Komunis di kabupaten Zhengding, selatan Beijing di provinsi Hebei.
1985: Memulai tugas selama 17 tahun di pesisir provinsi Fujian, wilayah pusat manufaktur, sebagai wakil wali kota Xiamen.
1987: Menikah dengan Peng Liyuan, penyanyi populer di grup lagu dan tari Tentara Pembebasan Rakyat. Mereka memiliki satu anak perempuan. Pernikahan Xi Jinping sebelumnya berantakan setelah tiga tahun.
2000-2002: Gubernur provinsi Fujian.
2002: Dipindahkan ke provinsi tetangga Zhejiang, di mana ia ditunjuk sebagai ketua partai tingkat provinsi, sebuah jabatan yang mengungguli gubernur dalam sistem di China.
Maret 2007: Diangkat menjadi ketua partai Shanghai tetapi hanya beberapa bulan.
Oktober 2007: Bergabung dengan kepemimpinan nasional sebagai salah satu dari sembilan anggota Komite Tetap Politbiro, pimpinan tertinggi Partai Komunis.
Maret 2008: Diangkat menjadi wakil presiden China.
Agustus 2011: Xi Jinping menjamu Wakil Presiden AS Joe Biden pada kunjungan terakhir ke China, hampir satu dekade sebelum Biden menjadi presiden AS.
Baca Juga: Sejarah Baru Xi Jinping Pimpin China 3 Periode Bukan Mimpi, Semakin Kuat Usai Kongres
Xi Jinping sebagai Pemimpin Nasional China
November 2012: Menggantikan Presiden China Hu Jintao sebagai sekretaris jenderal Partai Komunis China, posisi teratas partai.
Maret 2013: Memulai masa jabatan lima tahun pertama sebagai presiden China.
2013-2014: China mulai mengeklaim wilayah di Laut China Selatan, lalu membangun pulau-pulau buatan, beberapa dengan landasan pacu dan infrastruktur lainnya, mendorong klaim teritorialnya ke wilayah yang disengketakan di jalur air vital tersebut.
2017: China melancarkan tindakan keras terhadap Uyghur dan kelompok etnis mayoritas muslim lainnya di wilayah Xinjiang setelah serangan ekstremis. Penahanan massal dan pelanggaran hak asasi manusia memicu kecaman internasional dan tuduhan genosida.
Oktober 2017: Partai mengabadikan ideologinya, yang dikenal sebagai "Pemikiran Xi Jinping," dalam konstitusinya saat ia memulai masa jabatan lima tahun kedua sebagai pemimpin. Ini secara simbolis mengangkatnya ke level Mao Zedong sebagai pemimpin yang ideologinya diidentifikasikan dengan namanya.
Maret 2018: Badan legislatif China menghapus batas dua masa jabatan kepresidenan, menandakan keinginan Xi untuk tetap berkuasa selama lebih dari 10 tahun.
Baca Juga: Presiden China Xi Jinping Disebut Bakal Terpilih untuk Masa Jabatan ke-3, Ini Kiprahnya sejak Muda
Juli 2018: Amerika Serikat, di bawah Presiden Donald Trump, mengenakan tarif pada barang impor dari China, memicu perang dagang. China membalas dengan tarif atas barang-barang AS.
Juni-November 2019: Protes besar-besaran menuntut demokrasi yang lebih besar melumpuhkan Hong Kong. Pemerintahan Xi menanggapi dengan memberlakukan undang-undang keamanan nasional pada pertengahan 2020 yang menghapus perbedaan pendapat di kota itu.
Januari 2020: China mengunci kota Wuhan ketika virus baru memicu apa yang akan menjadi pandemi Covid-19.
September 2020: Xi mengumumkan dalam pidato video di Majelis Umum PBB bahwa China bertujuan untuk mencapai puncak emisi karbon dioksida sebelum 2030 dan mencapai netralitas karbon sebelum 2060.
Desember 2020: Pihak berwenang mengumumkan penyelidikan anti-monopoli terhadap raksasa e-commerce Alibaba, awal dari tindakan keras terhadap perusahaan teknologi tinggi China.
Agustus 2022: China meluncurkan rudal dan mengerahkan kapal perang dan jet tempur dalam latihan militer besar di sekitar Taiwan setelah kunjungan anggota parlemen senior AS, Ketua DPR Nancy Pelosi, ke pulau berpemerintahan sendiri itu yang diklaim China sebagai wilayahnya.
Oktober 2022: Xi memulai masa jabatan lima tahun ketiga sebagai pemimpin Partai Komunis, melanggar preseden baru-baru ini yang membatasi pemimpin hanya dua periode.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Kompas TV/Associated Press