> >

Ratu Elizabeth II Wafat, Pemimpin Dunia Sampaikan Ungkapan Dukacita

Kompas dunia | 9 September 2022, 07:17 WIB
Ratu Inggris Elizabeth II meninggal dunia hari Kamis, (8/9/2022) di Istana Balmoral, Skotlandia dikelilingi anggota inti keluarga kerajaan Inggris seperti Pangeran Charles yang kini menjadi raja, bersama istrinya Camilla, Putri Anne, Pangeran Andrew, Pangeran Edward, dan Pangeran William putra pangeran Charles. Pangeran Harry dilaporkan masih dalam perjalanan (Sumber: Guardian)

LONDON, KOMPAS.TV –  Belasungkawa mengalir dari seluruh dunia setelah kematian Ratu Elizabeth II, yang menjadi simbol ketenangan dan ketabahan untuk melalui beberapa dekade yang penuh pergolakan politik dan perubahan sosial di Inggris dan dunia.

Elizabeth, yang telah naik takhta sejak 1952, ketika negara berusaha bangkit dan menata diri setelah kehancuran karena Perang Dunia II. Ia wafat Kamis sore pada usia 96 di Kastil Balmoral, yaitu kediaman musim panasnya di Skotlandia.

Berikut adalah beberapa reaksi pemimpin dunia atas kematiannya:

India

India, merupakan negara yang pernah menjadi koloni Inggris. Perdana Menteri India Narendra Modi menyebut Ratu Elizabeth sebagai "pendukung di zaman kita."

"Dia mempersonifikasikan martabat dan kesopanan dalam kehidupan publik," cuit Modi dalam akun Twitternya.

Spanyol

Kerajaan di seluruh Eropa berduka atas kematian Elizabeth. “Hidupnya “menjadi contoh bagi kita semua dan akan tetap menjadi warisan yang kokoh dan berharga bagi generasi mendatang,” kata Raja Spanyol Felipe VI dalam telegram yang dikirim kepada putra sulung Ratu Elizabeth II, yang sekarang dikenal sebagai Raja Charles III.

“Kami akan sangat merindukannya,” tulisnya.

Swedia

Raja Carl XVI Gustaf dari Swedia menyebut Ratu Elizabeth II selalu hadir. "Kehadiran konstan, tidak hanya di masyarakat Inggris tetapi juga secara internasional."

Norwegia

Raja Harald dari Norwegia mengatakan bahwa selama hampir satu abad, Yang Mulia mengabdikan hidupnya untuk melayani Persemakmuran, mendampingi warga Inggris melalui hari-hari baik dan buruk, di saat suka dan duka."

 

Amerika Serikat

Presiden Joe Biden diberitahu tentang kematian Ratu oleh penasihat senior dalam pertemuan di Kantor Oval.

Dikatakan Gedung Putih, Ratu Elizabeth telah mengalami 14 Presiden Amerika selama hidupnya. “Dia adalah seorang negarawan dengan martabat dan keteguhan yang tak tertandingi yang memperdalam aliansi dasar antara Inggris dan Amerika Serikat," kata Biden dan ibu negara Jill Biden dalam sebuah pernyataan.

Presiden Biden kemudian mendatangi ke Kedutaan Besar Inggris untuk menyampaikan ucapan belasungkawa. “Kami berduka untuk kalian semua. Dia adalah wanita yang hebat," kata Biden kepada staf kedutaan.

Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin mengirim telegram kepada Raja Charles III.

“Selama beberapa dekade, Elizabeth II berhak menikmati cinta dan rasa hormat dari rakyatnya, serta otoritas di panggung dunia. Saya berharap Anda memiliki keberanian dan ketekunan dalam menghadapi kehilangan yang berat dan tidak dapat diperbaiki ini,” ujar Putin.

Perserikatan Bangsa-Bangsa

Di Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dewan Keamanan berdiri dalam penghormatan diam pada awal pertemuan tentang Ukraina. Duta Besar Prancis untuk PBB Nicolas De Riviere, presiden dewan, mengirimkan ucapan belasungkawa atas nama 15 anggotanya.

“Ratu Elizabeth II memimpin selama periode perubahan bersejarah baik untuk negaranya dan dunia," katanya.

“Hidupnya dikhususkan untuk melayani negaranya,” ucap De Riviere seperti dikutip dari The Associated Press.

Kanada

Sebanyak 54 negara Persemakmuran, yaitu sebuah kelompok yang terdiri dari bekas koloni Inggris, berduka atas kematian Ratu Elizabeth II. 

“Bagi sebagian besar warga Kanada, kami tidak mengenal kedaulatan lain,” kata Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau. "Kehadiran konstan (Ratu Elizabeth) dalam hidup kita - dan layanannya kepada warga Kanada akan selamanya tetap menjadi bagian penting dari sejarah negara kita," ujarnya.

Elizabeth, yang merupakan kepala negara Kanada, mengunjungi negara itu sebanyak 22 kali sebagai Ratu.

Jamaika

Perdana Menteri Jamaika Andrew Holness mengatakan bahwa selama bertahun-tahun dia mengunjungi pulau itu setiap dekade.

"Tidak diragukan lagi, dia membentuk ikatan khusus dengan orang-orang Jamaika," katanya. "Kami sedih bahwa kami tidak akan melihat cahayanya lagi, tetapi kami akan mengingat masa pemerintahannya yang bersejarah."

Penulis : Tussie Ayu Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Associated Press


TERBARU