Tanggapi Kerjasama AS-Israel, Iran Klaim Bisa Ciptakan Bom Nuklir
Kompas dunia | 18 Juli 2022, 05:39 WIBTEHERAN, KOMPAS.TV - Iran mengeklaim mampu memproduksi bom nuklir, usai lawatan Presiden Amerika Serikat ke Israel baru-baru ini. Hal itu dinyatakan Kamal Kharrazi, penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei kepada Al Jazeera.
"Dalam beberapa hari, kami dapat memperkaya uranium hingga 60 persen dan kami dapat dengan mudah menghasilkan uranium yang diperkaya hingga 90 persen," ungkap Kharrazi, Minggu (17/7/2022).
Lebih lanjut Kharrazi mengatakan bahwa Iran memiliki sarana teknis untuk memproduksi bom nuklir, tetapi belum ada keputusan untuk membangunnya.
Klaim itu datang setelah Presiden AS Joe Biden berjanji pada Israel bahwa Washington akan melakukan segalanya untuk mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Janji itu dibuat selama kunjungan Biden ke Israel awal pekan ini, ketika presiden AS dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid menandatangani deklarasi bersama tentang kemitraan strategis antarkedua negara.
Di dalamnya termasuk janji AS "untuk tidak pernah mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir," serta menegaskan bahwa pihaknya "siap menggunakan semua elemen kekuatan nasional untuk memastikan hasil itu."
Baca Juga: Biden Ancam Iran Akan Gunakan Paksaan Agar Negara Itu Tak Memiliki Senjata Nuklir
Iran diketahui telah meningkatkan kegiatan nuklirnya dalam beberapa tahun terakhir, setelah sempat membantahnya.
Perluasan program nuklir Iran secara bertahap meningkat sejak AS di bawah pimpinan Donald Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran.
Perjanjian yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA) berakhir berantakan, terutama ketika Washington memberlakukan sanksi terhadap Iran.
Upaya untuk menghidupkan lagi kesepakatan JCPOA sejauh ini tidak membuahkan hasil. AS dan Iran dituding tidak serius dalam upaya meredam pengembangan nuklir dunia.
Teheran menyatakan Washington bertanggungjawab untuk kembali ke perjanjian awal dan mencabut sanksi pada negara mereka secara penuh.
Adapun para pejabat AS mengklaim Iran telah mengajukan tuntutan baru selama pembicaraan JCPOA.
Baca Juga: Riset SIPRI: Jumlah Senjata Nuklir Dunia akan Melonjak
Penulis : Rofi Ali Majid Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Al Jazeera