> >

Terungkap! Kerasnya Respons Putra Mahkota Arab Saudi atas Tudingan Biden soal Pembunuhan Khashoggi

Kompas dunia | 18 Juli 2022, 07:05 WIB
Presiden AS Joe Biden berkunjung ke Arab Saudi dan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman pada Sabtu (16/7/2022). Menteria Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengungkap respons keras sang putra mahkota atas tudingan Biden tentang pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Selama pengarahannya, Menlu Arab Saudi juga mengatakan pembicaraan antara negaranya dan Iran telah positif, tetapi tidak mencapai hasil.

Dia mengonfirmasi bahwa Arab Saudi mengulurkan tangan kepada Iran untuk mencapai hubungan yang kembali normal.

Pangeran Faisal mengatakan Kerajaan bekerja dengan serius untuk mencapai gencatan senjata yang komprehensif di Yaman, dan kelompok pemberontak Houthi harus memahami bahwa kepentingan Yaman terletak pada perdamaian dan stabilitas.

Dia menambahkan, senjata Iran adalah bagian dari alasan berlanjutnya konflik di Yaman, seraya menunjukkan bahwa dialog dan diplomasi adalah satu-satunya solusi untuk program nuklir Iran.

Pangeran Farhan mengatakan tidak ada kerja sama militer atau teknis dengan Israel yang diusulkan atau dibahas, sambil menegaskan tidak ada yang namanya "NATO Arab."

Pangeran Faisal juga menegaskan tidak ada diskusi tentang "aliansi defensif" dengan Israel.

Baca Juga: Biden ke Riyadh, AS dan Arab Saudi Langsung Teken 18 Deal Kerja Sama

Putra Mahkota Mohammad bin Salman mengatakan kepada Presiden Joe Biden untuk tidak memaksakan nilai-nilai kepada negara lain dan bahwa Arab Saudi telah bertindak untuk mencegah terulangnya kesalahan seperti pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi. (Sumber: AP Photo/Evan Vucci)

Dia menyinggung keputusan untuk membuka wilayah udara Arab Saudi untuk penerbangan sipil, menekankan itu bukanlah menunjukkan pendahuluan untuk keputusan selanjutnya.

Dia mengatakan KTT Arab di Jeddah berfokus pada kemitraan dengan AS, karena tetap menjadi mitra strategis utama Kerajaan, menekankan kemitraan itu sudah lama dan berkelanjutan dan perjanjian yang ditandatangani tidak terjadi dalam semalam.

Pangeran Farhan mengatakan bahwa KTT tidak membahas masalah produksi minyak. Namun ia menambahkan, OPEC + melanjutkan pekerjaannya untuk menilai pasar dan apa yang mereka butuhkan.

Dia mengulangi pernyataan sebelumnya dari putra mahkota Arab Saudi yang mengatakan bahwa kapasitas produksi maksimum Kerajaan Arab Saudi mencapai 13 juta barel.

Mengenai krisis pangan global akibat perang di Ukraina, Menlu Arab Saudi mengatakan bahwa pekerjaan sedang dilakukan untuk meningkatkan koordinasi antara negara-negara Arab untuk memastikan ketahanan pangan.

Pada pembukaan KTT pada Sabtu (16/7/2022) sore, MBS mengatakan bahwa KTT Jeddah diadakan pada saat dunia sedang menyaksikan tantangan besar, menekankan bahwa ekonomi global terkait dengan stabilitas harga energi.

Presiden AS meninggalkan Jeddah setelah kunjungan dua hari ke Arab Saudi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV/Arab News


TERBARU