Khawatirkan Wabah PMK, Australia Serukan Travel Ban, Turis dari Bali Diminta Tinggalkan Baju Sepatu
Kompas dunia | 15 Juli 2022, 05:05 WIBSYDNEY, KOMPAS.TV – Seruan larangan perjalanan antara Australia dan Bali, atau setidaknya pembatasan setingkat Covid bagi para pelancong, kian menguat. Hal ini dipicu kekhawatiran penularan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Indonesia bagi para peternak Australia.
Seruan larangan perjalanan ini mengemuka seiring kekhawatiran para peternak Australia akan para pelancong yang terpapar risiko penularan PMK. Pasalnya, jika PMK sampai merebak di benua di selatan Flores itu, konsekuensi pembantaian hewan ternak dan kerugian ekonomi besar-besaran, membayang di depan mata.
Melansir Daily Mail, Kamis (14/7/2022), secara teori PMK bisa ditularkan dari hewan ternak ke manusia, terutama dari meminum susu. Namun, hal ini terbilang jarang. Kendati begitu, dampak utamanya adalah ancaman besar bagi hewan ternak, peternak, konsumen, dan ekonomi Australia.
Baca Juga: Menteri Pertanian Australia akan Kunjungi Jakarta, Bantu Indonesia Tangani PMK
“Risiko bagi Australia jika PMK sampai masuk ke Australia (begitu besar), jadi larangan perjalanan segera ke dan dari Bali dan daerah lain di Indonesia dengan paparan wabah PMK, sangat perlu. Ini harga yang sangat kecil yang harus dibayar untuk mengurangi risiko bagi Australia,” cuit Charles Harvey, seorang peternak New South Wales.
Senator North Queensland, Susan McDonald menyebut, para pelancong yang baru kembali dari Bali harus menjalani karantina selama seminggu untuk meminimalisir penularan PMK masuk ke Benua Kanguru.
“Mereka mungkin pikir, mereka tidak mengunjungi peternakan (di Bali), tetapi maksud kami adalah, di Bali, mereka berkontak dengan hewan dan orang-orang yang bekerja dengan hewan,” terangnya.
Daya Tahan dan Cara Penularan PMK Luar Biasa
Profesor Universitas Sydney Michael Ward menyatakan, daya tahan dan cara PMK menular terbilang ‘luar biasa’.
“PMK bisa bertahan pada banyak benda mati, seperti peralatan yang digunakan untuk ternak, pakaian dan sepatu orang, ban kendaraan dan kendaraan ternak,” terangnya.
“PMK bahkan dapat tetap menular di tangan dan dalam hidung mereka yang berkontak dengan ternak yang terinfeksi,” imbuhnya.
Jika wabah PMK sampai terjadi di Australia, maka dampak dengan skala bencana akan menimpa para petani, peternak, hewan ternak, pun konsumen.
Yang menyedihkan, para peternak akan diperintahkan untuk memusnahkan hewan ternak, bahkan termasuk yang sehat, dalam zona karantina dan membakar bangkai mereka.
Lantaran, PMK sangat menular dan sulit dikontrol, serta membutuhkan program vaksinasi dengan vaksin yang sesuai dengan varian penyakit itu.
Ini, pada gilirannya, akan melambungkan harga daging merah, babi, dan susu.
Baca Juga: Viral Pesan Berantai Larangan ‘Nyate’ karena Wabah PMK, Kemenkes dan IDI Beri Penjelasan
“Harga apa pun yang kita bayar sekarang akan tampak murah (dibandingkan dengan risiko dampak) di tahun-tahun dan bulan-bulan mendatang,” ujar McDonald.
Dampak juga diperkirakan akan meningkat dengan cepat, dengan larangan ekspor daging. Pasalnya, negara dengan wabah PMK akan diisolasi dari perdagangan hewan ternak dunia.
Wakil Perdana Menteri New South Wales Paul Toole menyatakan, “PMK kini sudah berada di depan pintu kita.”
Ia menyerukan agar para pelancong Australia yang baru kembali dari Bali untuk membuang seluruh alas kaki sebelum masuk ke Australia.
Catherina Marriott, seorang peternak, meminta agar para pelancong Australia yang baru kembali dari Indonesia agar meninggalkan pakaian dan sepatu mereka di sana.
“Dukunglah perekonomian lokal mereka, belilah pakaian (dan sepatu) di sana dan tinggalkan mereka di sana. Inilah cara agar kita dapat menjaga dan membuat Anda tetap dapat memakan daging Australia yang lezat dengan aman,” pesannya.
PMK, yang menyebabkan ekonomi Inggris merugi hingga 19 miliar dolar atau setara Rp285 triliun pada 2001 lalu, juga mendatangkan bencana. Setidaknya enam juta bangkai ternak di 2.000 peternakan terpaksa dibakar.
PMK muncul di Asia tenggara dan menyebar ke selatan ke Indonesia pada Mei lalu. Kini, PMK telah mencapai Bali.
Hewan ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, babi, dan rusa, ikut tertular. Tanda-tanda infeksi termasuk luka di bagian mulut dan kuku, ternak pincang dan mengeluarkan air liur.
Di Australia sendiri, tak ada wabah PMK selama 130 tahun belakangan.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Daily Mail