Khawatirkan Wabah PMK, Australia Serukan Travel Ban, Turis dari Bali Diminta Tinggalkan Baju Sepatu
Kompas dunia | 15 Juli 2022, 05:05 WIBLantaran, PMK sangat menular dan sulit dikontrol, serta membutuhkan program vaksinasi dengan vaksin yang sesuai dengan varian penyakit itu.
Ini, pada gilirannya, akan melambungkan harga daging merah, babi, dan susu.
Baca Juga: Viral Pesan Berantai Larangan ‘Nyate’ karena Wabah PMK, Kemenkes dan IDI Beri Penjelasan
“Harga apa pun yang kita bayar sekarang akan tampak murah (dibandingkan dengan risiko dampak) di tahun-tahun dan bulan-bulan mendatang,” ujar McDonald.
Dampak juga diperkirakan akan meningkat dengan cepat, dengan larangan ekspor daging. Pasalnya, negara dengan wabah PMK akan diisolasi dari perdagangan hewan ternak dunia.
Wakil Perdana Menteri New South Wales Paul Toole menyatakan, “PMK kini sudah berada di depan pintu kita.”
Ia menyerukan agar para pelancong Australia yang baru kembali dari Bali untuk membuang seluruh alas kaki sebelum masuk ke Australia.
Catherina Marriott, seorang peternak, meminta agar para pelancong Australia yang baru kembali dari Indonesia agar meninggalkan pakaian dan sepatu mereka di sana.
“Dukunglah perekonomian lokal mereka, belilah pakaian (dan sepatu) di sana dan tinggalkan mereka di sana. Inilah cara agar kita dapat menjaga dan membuat Anda tetap dapat memakan daging Australia yang lezat dengan aman,” pesannya.
PMK, yang menyebabkan ekonomi Inggris merugi hingga 19 miliar dolar atau setara Rp285 triliun pada 2001 lalu, juga mendatangkan bencana. Setidaknya enam juta bangkai ternak di 2.000 peternakan terpaksa dibakar.
PMK muncul di Asia tenggara dan menyebar ke selatan ke Indonesia pada Mei lalu. Kini, PMK telah mencapai Bali.
Hewan ternak berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, babi, dan rusa, ikut tertular. Tanda-tanda infeksi termasuk luka di bagian mulut dan kuku, ternak pincang dan mengeluarkan air liur.
Di Australia sendiri, tak ada wabah PMK selama 130 tahun belakangan.
Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Daily Mail