> >

Pemberontak Pro-Rusia Segera Ekskusi Mati Prajurit Inggris, Bakal Dilakukan Secara Rahasia

Krisis rusia ukraina | 14 Juli 2022, 15:22 WIB
Dua prajurit Inggris, Aiden Aslin dan Shaun Pinner, serta warga Maroko, Saaudun Brahim terancam bakal dieksekusi mati dengan waktu yang dirahasiakan. (Sumber: AP Photo)

DONETSK, KOMPAS.TV - Pemberontak pro-Rusia di Ukraina timur menegaskan akan mengeksekusi mati dua prajurit Inggris secara rahasia

Dua prajurit Inggris, Aiden Aslin dan Shaun Pinner ditangkap oleh pasukan Rusia di Mariupol, April lalu.

Keduanya dijatuhi hukuman mati dalam pengadilan yang dilakukan oleh Republik Rakyat Donestk, kelompok pemberontak pro-Rusia.

Para pejabat dari Republik Rakyat Donetsk menegaskan mereka telah menyiapkan lokasi untuk eksekusi dua prajurit tersebut.

Baca Juga: Zelensky Kalem Rezim Kim Jong-Un Akui Kemerdekaan Donetsk dan Luhansk: Tak Perlu Dikomentari

Pada pernyataannya, Republik Rakyat Donetsk menegaskan akan mengeksekusi mereka dengan tembak mati, tanpa ada peringatan.

Jadwal eksekusi juga tak akan diungkapkan ke publik oleh mereka.

“Lembaga permasyarakatan akan dipandu oleh keputusan internalnya. Eksekusi hukuman tidak akan dipublikasikan,” kata Pemimpin Republik Rakyat Donetsk, Denis Pushilin dilansir dari Radio Free Europe.

Namun, Pushilin mengungkapkan bahwa semua tahanan asing telah mengajukan banding atas kasus mereka.

Ia pun menegaskan saat ini tengah menunggu sidang banding, sebelum kemudian melakukan eksekusi jika perintah hukuman tersebut tak berubah.

“Kami sedang menunggu sidang pengadilan. Jika pengadilan telah menentukan tindakan hukuman dan putusan ini tetap, maka kasus mereka akan diserahkan ke instansi terkait untuk melaksanakan putusan,” tambahnya.

Dua prajurit Inggris dan satu warga Maroko dijatuhi hukuman mati karena dianggap sebagai tentara bayaran.

Label tersebut akan membuat mereka tak bisa dilindungi dengan status tahanan perang di Konvensi Jenewa.

Sebelumnya, baik Aslin dan Pinner dilaporkan merupakan anggota marinir Ukraina, dan sudah tergabung sejak sebelum perang.

Mereka sendiri kini tengah menunggu keputusan dalam proses banding.

Juru Bicara Rusia, Dmitry Peskov menegaskan Rusia tak akan ikut campur atas yurisdiksi dari Republik Rakyat Donetsk.

Baca Juga: AS Kutuk 'Aksi Kriminal' Rusia Deportasi Paksa Jutaan Warga Ukraina

Inggris sangat mengutuk hukuman mati untuk kedua warganya tersebut.

Departemen Luar Negeri Inggris mengatakan pada 2 Juli lalu mereka telah melakukan kontak secara berkelanjutan dengan Pemerintah Ukraina untuk membebaskan mereka.

Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (CHR) pada 30 Juni sudah memperingatkan Moskow untuk memastikan hukuman mati itu tak dilakukan.

Moskow pun mengatakan keputusan ECHR tak ada hubungannya dengan mereka, sejak parlemen mengakhiri yuridiksi pengadilan Strasbrourg di Rusia pada sebuah tindakan yang disahkan pada Juni.

Penulis : Haryo Jati Editor : Purwanto

Sumber : Radio Free Europe


TERBARU