> >

PBB Kecam Penyerbuan dan Pembakaran Gedung Parlemen Libya oleh Pengunjuk Rasa

Kompas dunia | 3 Juli 2022, 02:05 WIB
Pejabat senior PBB untuk Libya hari Sabtu (2/7/2022) mengecam penyerbuan dan pembakaran gedung parlemen oleh demonstran yang marah. (Sumber: AP Photo)

KAIRO, KOMPAS.TV — Seorang pejabat senior PBB untuk Libya mengecam penyerbuan dan pembakaran gedung parlemen oleh demonstran yang marah, Sabtu (2/7/2022).

Aksi itu merupakan bagian dari protes di beberapa kota terhadap kelas politik dan memburuknya kondisi ekonomi seperti laporan Associated Press.

Ratusan pengunjuk rasa berbaris di jalan-jalan ibukota Tripoli, dan kota-kota Libya lainnya pada Jumat (1/7). Banyak pengunjuk rasa menyerang dan membakar gedung-gedung pemerintah, termasuk Dewan Perwakilan Rakyat di kota timur Tobruk.

"Hak rakyat untuk melakukan protes secara damai harus dihormati dan dilindungi tetapi kerusuhan dan tindakan vandalisme seperti penyerbuan gedung Dewan Perwakilan Rakyat kemarin malam di Tobruk sama sekali tidak dapat diterima," kata Stephanie Williams, penasihat khusus PBB di Libya, di Twitter.

Protes itu terjadi sehari setelah para pemimpin parlemen dan kamar legislatif lain yang berbasis di Tripoli gagal mencapai kesepakatan tentang pemilihan selama pembicaraan yang dimediasi PBB di Jenewa.

Perselisihan sekarang berpusat pada persyaratan kelayakan untuk kandidat, menurut PBB.

Libya gagal mengadakan pemilihan pada bulan Desember, menyusul tantangan seperti sengketa hukum, calon presiden yang kontroversial dan kehadiran milisi dan pejuang asing di negara itu.

Kegagalan untuk mengadakan pemungutan suara merupakan hal utama di bawah upaya internasional untuk membawa perdamaian ke Libya.

Ini telah membuka babak baru dalam kebuntuan politik yang telah berlangsung lama, dengan dua pemerintah saingan sekarang mengeklaim kekuasaan setelah langkah-langkah tentatif menuju persatuan pada tahun lalu.

Baca Juga: PBB: 35 Migran Afrika Dikhawatirkan Tewas Usai Kapal Mereka Terbalik di Lepas Pantai Libya

Pengunjuk rasa di Libya. Pejabat senior PBB untuk Libya pada Sabtu (2/7/2022) mengutuk penyerbuan dan pembakaran gedung parlemen oleh demonstran yang marah (Sumber: AP Photo)

Para pengunjuk rasa, yang frustrasi karena kekacauan dan perpecahan selama bertahun-tahun, menyerukan penghapusan kelas politik saat ini dan pemilihan diadakan.

Mereka juga bersatu melawan kondisi ekonomi yang mengerikan di negara kaya minyak itu, di mana harga bahan bakar dan roti meroket serta pemadaman listrik sering terjadi.

Ada kekhawatiran milisi di seluruh negeri dapat menghentikan protes seperti yang mereka lakukan pada demonstrasi tahun 2020 ketika mereka menembaki orang-orang yang memprotes kondisi ekonomi yang mengerikan.

Sabadell Jose, utusan Uni Eropa di Libya, meminta para pengunjuk rasa untuk "menghindari segala jenis kekerasan."

Dia mengatakan, demonstrasi pada Jumat menunjukkan warga Libya menginginkan "perubahan melalui pemilihan dan suara mereka harus didengar."

Libya dirusak oleh konflik sejak pemberontakan yang didukung Amerika Serikat dan NATO menggulingkan dan membunuh diktator lama Moammar Gadhafi pada tahun 2011.

Negara itu kemudian selama bertahun-tahun terpecah antara pemerintah saingan di timur dan barat, masing-masing didukung oleh milisi yang berbeda dan pemerintah asing.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU