Pakar Hubungan Internasional: 2 Pihak yang Berkonflik di Ukraina Ingin Redakan Ketegangan, tapi...
Krisis rusia ukraina | 29 Juni 2022, 23:29 WIB“Betul terjadi pelanggaran terhadap integritas terirotial. Tapi masalah penyelesaiannya, apalagi masalah sanksi-sanksinya tidak sepakat bahwa cara yang dipakai oleh negara-negara NATO dan EU adalah cara yang tepat untuk mengubah perilaku Rusia,” urainya.
Karena, negara-negara yang memberikan sanksi berharap bahwa seluruh sanksi akan mengubah perilaku.
Namun, saat ini sudah mulai ada pemecahan pandangan, bahwa antara Rusia dan Putin adalah dua hal yang berbeda.
“Jadi, kita memberi sanksi Rusia dengan seluruh masyarakatnya, tetapi Putin tetap survive dan dia tidak mengubah strategi sama sekali.”
Karena, lanjut Dinna, sistemnya berbeda. Ia melihat bahwa Barat cenderung melihat bahwa cara yang ampuh diterapkan pada dirinya, akan ampuh pula diterapkan di negara lain.
“Kan kita lihat, metode ini kan nggak pernah berhasil sebenarnya, sama Iran, sama China, sama North Korea.”
Yang harus dilakukan oleh Jokowi, menurut dia adalah melakukan distraksi terlebih dulu, untuk menunjukkan bahwa dunia itu tidak seperti yang mereka bayangkan.
“Menurut saya, mereka harus sadar betul, Ukraina, Rusia, maupun negara-negara barat bahwa penopang stabilitas dan ekonomi dunia bukan hanya mereka,” tuturnya.
“Dan selesai mereka bertengkar ini, apa yang akan terjadi? Mereka harus membangun semuanya bersama-sama yang lain.”
Baca Juga: Momen Presiden Jokowi Tiba di Istana Maryinsky, Langsung Disambut Volodymyr Zelenskyy
Di sisi lain, Dinna juga melihat bahwa yang sedang didorong saat ini adalah polarisasi.
Ia mengaku senang melihat bahwa Jokowi menunjukkan bahwa Asia punya suara berbeda, independen, dan tidak bisa ditarik ke sana ke mari.
“Menurut saya ini menghidupkan kembali gerakan nonblok sebelum ada perang dingin.”
Penulis : Kurniawan Eka Mulyana Editor : Gading-Persada
Sumber : Kompas TV