Sejarah Hari Ini, 14 Juni: Hari Kelahiran Che Guevara Tokoh Revolusioner Sahabat Bung Karno
Kompas dunia | 14 Juni 2022, 07:09 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Tepat hari ini, 14 Juni 1928 silam, tokoh revolusioner Kuba asal Argentina, Ernesto 'Che' Guevara lahir di Rosario, Argentina.
Dirinya terkenal sebagai simbol perlawanan kaum tertindas, revolusioner, diplomat, geriliyawan, pakar teori militer, penulis, hingga seorang dokter.
Che meninggal di Bolivia pada 9 Oktober 1967, kala masih berusia sangat muda, 39 tahun.
Kendati hampir 55 tahun usai Che tiada di dunia, wajahnya masih diasosiasika sebagai simbol perlawanan dalam gerakan kontra-kebudayaan hingga dalam budaya populer.
Ketika masih berstatus sebagai mahasiswa, Che melakukan perjalanan darat mengelilingi sejumlah wilayah Amerika Selatan.
Baca Juga: Pemerintah Kuba akan Izinkan Pernikahan Sesama Jenis, Masyarakat Terpecah
Melalui penjelajahan tersebut, ia menyaksikan dengan mata kepalanya sendiri, bahwa masih marak wilayah-wilayah di Amerika Selatan yang terjerat ketimpangan sosial, mulai dari kemiskinan, penyakit akut, hingga kelaparan.
Berawal dari pengalaman empiris tersebut, Guevara percaya bahwa kondisi miris yang dia saksikan merupakan akibat dari 'Kapitalisme Amerika Serikat'.
Mulanya, Che Guevara mencoba membantu reformasi sosial di Guatemala yang dicanangkan oleh Presiden Jacobo Arbenz, tetapi sang presiden pada akhirnya dilengserkan lewat bantuan CIA berkat desakan United Fruit Company.
Namun, kejadian tersebut makin membuat Che mantap dengan ideologi yang ia pegang.
Lalu, Che pindah ke ibu kota Meksiko dan bertemu dengan kompatriotnya, Raul Castro serta Fidel Castro. Ketiganya dikenalakan oleh Nico Lopez dan para eksil Kuba yang ditemui Che di Guatemala.
Singkatnya, mereka membuat 'Gerakan 26 Juli' dengan tujuan melengserkan diktator Kuba yang mendapatkan sokongan dari Amerika Serikat, Flugencio Batista.
Baca Juga: Sukarno hingga Fidel Castro, Berikut Deretan Pemimpin Negara yang Pernah Alami Ancaman Pembunuhan
Che Guevara sendiri memainkan peranan penting dalam kampanye gerilya yang berlangsung selama dua tahun. Gerakan tersebut akhirnya sukses melengserkan rezim Batista.
Lalu, Fidel Castro ditunjuk sebagai Presiden Kuba, sedangkan Che Guevara mengemban sejumlah pernanan penting sebagai Menteri Perindustrian, meliputi pelaksanaan reformasi agraria, hingga kampanye memerangi buta huruf.
Dua tahun menjelan kematiannya, Che Guevara meninggalkan Kuba untuk menyulut bara revolusi di negara-negara dunia ketiga lain.
Pria yang akrab dijuluki El Comandante sempat membantu pemberontakan di Afrika (Kongo-Kinshasa) dan akhirnya dihukum tembak mati oleh militer Bolivia.
Persahabatan Soekarno dan Che Guevara
Presiden pertama Indonesia, Soekarno dan Che Guevara memang terkenal sebagai sahabat dekat. Keduanya sama-sama menjunjung ideologi anti-imperialis dan punya semangat identik memajukan negara-negara dunia ketiga.
Melansir situs resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Che Guevara sempat berkunjung ke Indonesia pada tahun 1959.
Che memang diutus oleh Fidel Castro untuk bertandang ke negara-negara Asia, sesaat setelah memenangkan revolusi di Kuba. Total, ada 14 negara yang dikunjungi oleh Che Guevara.
Di Indonesia, Che menemui Bung Karno untuk mendiskusikan soal perjuangan revolusi negara masing-masing, hingga menjalin kerja sama bilateral di bidang ekonomi.
Setelah melakukan diskusi panjang, Che terkesan dengan sosok Bung Kano. Pada akhirnya, El Comandante giliran mengundang Soekarno ke Kuba.
Baca Juga: Cerita Mistis Penjaga Serambi Bung Karno di Ende, Kalau Malam Hari Serasa Ada yang Duduk
Pada tahun 1960, Soekarno giliran melawat ke Kuba. Di bandara Havana, sosok presiden pertama Indonesia tersebut disambut meriah oleh Fidel Castro dan warga Kuba.
Di sana, Seokarno juga memaparkan konsepnya soal Marhaenisme, kemandirian sebuah negara di bidang ekonomi, hingga cara rakyat dapat menjadi tuan di Tanah Airnya sendiri tanpa didekte imperialis.
Keduanya terlihat klop. Soekarno memberi hadiah Che Guevara berupa keris dan kedua revolusioner tersebut bertukar penutup kepala, sebuah kopiah dan baret komando militer.
Penulis : Gilang Romadhan Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV