> >

Pakar WHO: Wabah Cacar Monyet Saat Ini Diduga Bermula di Dua Pesta Pora Rave Besar-besaran Eropa

Kompas dunia | 23 Mei 2022, 22:46 WIB
Pakar kesehatan terkemuka WHO, Senin, (23/5/2022) menggambarkan wabah penyakit langka cacar monyet yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara maju sebagai "peristiwa acak" yang mungkin berawal dari perilaku seksual berisiko pada dua acara pesta pora rave massal baru-baru ini di Eropa lalu menyebar ke seluruh dunia. (Sumber: WHO)

Baca Juga: WHO: Cacar Monyet Teridentifikasi di 12 Negara

Pakar kesehatan terkemuka WHO hari Senin, (23/5/2022) menggambarkan wabah penyakit langka cacar monyet yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara maju sebagai "peristiwa acak" yang mungkin berawal dari perilaku seksual berisiko pada dua acara pesta pora rave massal baru-baru ini di Eropa, lalu menyebar ke banyak negara. (Sumber: The Guardian Nigeria)

Vaksin cacar dipandang efektif mencegah cacar monyet dan beberapa obat antivirus sedang dikembangkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, penyakit ini berakibat fatal seperti kematian pada 6 persen dari kasus infeksi, atau 6 orang meninggal dari 100 kasus, tetapi tidak ada kematian yang dilaporkan di antara kasus-kasus cacar monyet saat ini.

WHO mengatakan, kasus yang dikonfirmasi sejauh ini merupakan kelompok virus monkeypox Afrika Barat yang tidak terlalu parah dan tampaknya terkait dengan virus yang pertama kali terdeteksi pada kasus yang diekspor dari Nigeria ke Inggris, Israel, dan Singapura tahun 2018-2019.

WHO mengatakan, wabah itu adalah "peristiwa yang sangat tidak biasa" dan mengungkap fakta, bahwa kasus-kasus terlihat di begitu banyak negara yang berbeda menunjukkan bahwa penyakit itu mungkin telah menyebar secara diam-diam selama beberapa waktu.

Kantor WHO Eropa memperingatkan saat musim panas dimulai di seluruh Eropa, pertemuan massal, festival, dan pesta dansa-dansi dapat mempercepat penyebaran cacar monyet.

Ilmuwan lain menunjukkan akan sulit untuk menguraikan apakah itu hubungan seks itu sendiri atau kontak dekat yang terkait dengan seks yang mendorong penyebaran cacar monyet baru-baru ini di seluruh Eropa.

“Secara alami, aktivitas seksual melibatkan kontak intim diperkirakan dapat meningkatkan kemungkinan penularan, apa pun orientasi seksual seseorang dan terlepas dari cara penularannya,” kata Mike Skinner, ahli virologi di Imperial College London.

Baca Juga: PBB Kecam Pemberitaan yang Rasis dan Homofobik tentang Penularan Cacar Monyet, Total Sudah 92 Kasus

Pakar kesehatan terkemuka WHO hari Senin, (23/5/2022) menggambarkan wabah penyakit langka cacar monyet yang belum pernah terjadi sebelumnya di negara maju sebagai "peristiwa acak" yang mungkin berawal dari perilaku seksual berisiko pada dua acara pesta pora rave massal baru-baru ini di Eropa, lalu menyebar ke banyak negara. (Sumber: NPR)

Pada Minggu (22/5/2022), kepala penasihat medis Badan Keamanan Kesehatan Inggris Dr. Susan Hopkins memperkirakan lebih banyak kasus cacar monyet akan diidentifikasi di negara itu “setiap hari.”

Pejabat Kesehatan Inggris itu mengatakan, “sebagian besar” kasus di Inggris dan Eropa terjadi pada pria muda yang tidak memiliki riwayat perjalanan ke Afrika dan berorientasi seksual sebagai penyuka sesama jenis, biseksual atau berhubungan seks dengan pria.

Pihak berwenang di Portugal dan Spanyol juga mengatakan, kasus mereka terjadi pada pria yang kebanyakan berhubungan seks dengan pria lain dan yang infeksinya diketahui ketika mereka mencari bantuan untuk lesi di klinik kesehatan seksual.

Heymann, yang juga seorang profesor penyakit menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan, wabah cacar monyet kemungkinan merupakan peristiwa acak yang mungkin dapat dilacak pada satu infeksi.

"Sangat mungkin ada seseorang yang terinfeksi, mengembangkan lesi pada alat kelamin, tangan atau tempat lain, dan kemudian menyebarkannya ke orang lain ketika ada kontak fisik atau seksual dekat," hipotesis Heymann.

“Dan kemudian ada peristiwa internasional yang menyebarkan wabah di seluruh dunia, ke AS dan negara-negara Eropa lainnya.” tambahnya.

Heymann menekankan, penyakit itu tidak mungkin memicu penularan yang meluas. "Ini bukan COVID," katanya.

“Kita perlu memperlambatnya, tidak menyebar di udara dan kami memiliki vaksin untuk melindunginya.”

Heymann mengatakan, penelitian harus dilakukan dengan cepat untuk menentukan apakah cacar monyet dapat disebarkan oleh orang-orang tanpa gejala dan apakah populasi yang berisiko terkena penyakit ini harus mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi diri mereka sendiri.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV//Associated Press


TERBARU