Krisis Pangan Memburuk, PBB Minta Rusia Izinkan Ekspor Gandum Ukraina
Krisis rusia ukraina | 19 Mei 2022, 15:27 WIBNEW YORK, KOMPAS.TV- Dalam upaya memulihkan ekspor gandum Ukraina, Sekjen PBB Antonio Guterres berkomunikasi secara intens dengan Rusia, Ukraina, Turki, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE). Pasalnya, menurunnya ekspor gandum Ukraina menjadi salah satu penyebab krisis pangan global yang terjadi saat ini.
"Saya optimistis, tetapi masih ada langkah yang harus ditempuh. Keamanan yang kompleks, implikasi ekonomi dan keuangan membutuhkan niat baik di semua sisi," kata Guterres seperti dikutip Kompas.com, Kamis (19/5/2022).
Guterres meminta Rusia untuk mengizinkan Ukraina mengekspor gandumnya dengan aman lewat pelabuhan. Pasalnya, sejumlah pelabuhan utama Ukraina kini ditutup karena dikuasai Rusia. Sekarang Ukraina melakukan ekspor secara terbatas lewat kereta api atau melalui pelabuhan kecil di Sungai Danube.
Hal itu ia sampaikan saat berbicara dalam pertemuan ketahanan pangan PBB, yang diselenggarakan oleh Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken. Begitu juga dengan produk makanan dan pupuk Rusia. Guterres meminta Putin memulihkan ekspor kedua komoditas itu.
Baca Juga: Janet Yellen Sebut AS Tidak Bisa Sita Aset Bank Sentral Rusia yang Dibekukan, Ini Sebabnya
Perang Rusia-Ukraina telah menyebabkan harga global untuk biji-bijian, minyak goreng, bahan bakar dan pupuk melambung. Hal itu akan memperburuk krisis pangan, energi dan ekonomi di negara-negara miskin.
"Ini mengancam puluhan juta orang ke jurang kerawanan pangan, diikuti oleh kekurangan gizi, kelaparan yang massal dan ekstrem, dalam krisis yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun," ujar Guterres.
Sebelumnya, World Food Program (WFP) yang merupakan bagian dari PBB, mendesak Rusia agar membuka kembali pelabuhan Laut Hitam Ukraina. Kepala Program Pangan Dunia PBB David Beasley menyatakan, jika pelabuhan itu tidak dibuka jutaan orang di dunia akan mati kelaparan.
Pasalnya, bahan pangan yang diproduksi Ukraina, salah satunya gandum, tidak bisa disalurkan.
Baca Juga: Rusia Kuasai Pelabuhan Ukraina, Jutaan Warga Dunia Terancam Mati Kelaparan
Penulis : Dina Karina Editor : Purwanto
Sumber : Kompas.com