> >

Warga Shanghai Mengamuk, Bentrok dengan Polisi Usai Rumahnya Dijadikan Pusat Karantina Covid-19

Kompas dunia | 16 April 2022, 07:54 WIB
Warga Shanghai mengamuk dan bentrok dengan polisi yang mengenakan pakaian hazmat setelah diusir dari rumahnya yang akan digunakan sebagai pusat karantina Covid-19. (Sumber: The Guardian)

SHANGHAI, KOMPAS.TV - Warga kota Shanghai, China mengamuk dan bentrok dengan polisi yang menggunakan pakaian hazmat.

Insiden itu terjadi setelah polisi menyuruh para warga keluar dari rumah mereka karena lingkungan mereka akan digunakan sebagai pusat karantina Covid-19.

Bentrokan itu membuat kisruh di kota perdagangan terbesar China tersebut semakin besar, setelah pemerintahan Presiden Xi Jinping memberlakukan lockdown di sana.

Shanghai, kota besar dengan populasi 25 juta orang, telah mengalami wabah Covid-19 terbesar sejak pertama kali dilaporkan di Wuhan, dua tahun lalu.

Baca Juga: Lockdown Ketat Diduga Bikin Warga Stres, Shanghai Izinkan Sebagian Keluar Rumah

Wabah itu telah memicu kritik terhadap otoritas lokal, dan membuktikan ujian utama komitmen Beijing terhadap kebijakan nol Covid-19 yang ketat.

Para warga yang telah menjalani karantina atau lockdown sejak Maret, mengeluhkan kurangnya makanan dan dipaksa masuk fasilitas karantina pusat oleh pejabat setempat.

Angka kasus positif harian di Shanghai telah mencapai 20.000.

Pemerintah kota pun kemudian membuat kebijakan mengusir warga dari rumah-rumah mereka yang akan digunakan sebagai pusat karantina Covid-19.

Warga dari 39 rumah tangga diperintahkan untuk pindah dari kompleks rumah mereka agar pasien Covid-19 bisa ditempatkan di sana.

Menurut Zhangjiang Grup, pengembang kompleks perumahan seperti dikutip dari The Guardian, pemerintah berdalih bahwa hal itu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pencegahan dan pengendalian epidemi.

Imbasnya, warga pun menentang hal tersebut dan berujung bentrokan dengan polisi.

Video yang muncul di media sosial, Kamis (14/4/2022), memperlihatkan warga berdiri di luar area kompleks perumahan dan meneriaki para petugas yang membawa perisai polisi yang mencoba menerobos barisan mereka.

Pada klip rekaman lainnya, polisi melakukan sejumlah penangkapan saat warga menuduh mereka melakukan pemukulan.

“Ini gila. Kami tak pernah berpikir ini bisa terjadi di Shanghai. Apa kami bukan lagi jendela China ke dunia?” kata salah seorang warga.

Baca Juga: Lockdown Sebabkan Kurang Makanan, Warga Shanghai Protes dengan Teriak Bersama di Balkon

“Apakah birokrat di Shanghai malu atas apa yang terjadi di kota kami pada beberapa pekan terakhir?” tambahnya.

Insiden tersebut menjadi bukti kemarahan warga China, negara yang hanya membiarkan sedikit perbedaan pendapat dan melakukan sensor secara rutin.

Otoritas China bahkan cepat menghapus informasi terkait protes di internet, secepat ketika diunggah.

Zhangjiang Grup sendiri mengungkapkan telah memberikan kompensasi kepada warga dan memindahkan mereka ke unit lainnya di kompleks yang sama.

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : The Guardian


TERBARU