Ukraina Tuduh Rusia Bawa Krematorium untuk Lenyapkan Mayat, Sebut 10.000 Sipil Tewas di Mariupol
Krisis rusia ukraina | 12 April 2022, 05:35 WIBLVIV, KOMPAS.TV - Wali Kota Mariupol Vadym Boychenko mengeklaim lebih dari 10.000 warga sipil tewas di kota itu sejak awal invasi Rusia pada 24 Februari silam. Boychenko juga menuding pasukan Rusia membawa krematorium mobil untuk menyingkirkan mayat-mayat.
Sebelumnya, Boychenko menyebut 5.000 warga sipil tewas di Mariupol. Namun, ia menyatakan data itu akurat per 21 Maret. Data terkini menunjukkan korban jiwa jauh lebih banyak.
Boychenko mengeklaim kondisi di Mariupol mengenaskan akibat kepungan Rusia. Ia menyebut mayat-mayat dibungkus di jalanan.
Ia memperkirakan jumlah korban jiwa sebenarnya bisa jadi melebihi 20.000.
Baca Juga: Mengejutkan, Warga Mariupol Diduga Dipaksa Rusia Ikut Perang Lawan Pasukan Ukraina
Boychenko klaim pasukan Rusia membawa banyak jenazah ke sebuah fasilitas pusat perbelanjaan dan memasukannya ke gudang dan lemari pendingin.
“Krematorium mobil didatangkan dalam bentuk truk. Kamu membukanya, dan ada pipa di dalam tempat mayat-mayat dibakar,” kata Boychenko kepada Associated Press, Senin (11/4/2022).
Mariupol merupakan salah satu kota dengan dampak terparah akibat invasi Rusia. Kota ini dikepung Rusia sejak awal invasi.
Meskipun demikian, kendati berhari-hari mengepung dan berulangkali menggempur, Rusia tak kunjung menguasai kota ini.
Warga Mariupol disebut-sebut kekurangan makanan, obat-obatan, dan hidup tanpa listrik. Rusia pun dituduh memblokir konvoi bantuan kemanusiaan ke kota itu.
Baca Juga: Kesaksian Jurnalis Internasional Terakhir di Mariupol: Kami Diburu Rusia, Melihat Langsung Derita
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Associated Press