> >

Pejabat Negara-Negara G20 Pening Mengantisipasi Bila Putin Memutuskan ke Bali, dan Hadir di KTT G20

Krisis rusia ukraina | 6 April 2022, 08:19 WIB
Krisis Rusia dan Ukraina membayangi KTT G20 yang masih tujuh bulan lagi, pada 15-16 November 2022, dengan para pejabat negara-negara G20 pening kepala mengantisipasi jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk datang ke Bali (Sumber: Straits Times)

BALI, KOMPAS.TV - Serangan Rusia ke Ukraina membayangi KTT G20 yang masih tujuh bulan lagi, pada 15-16 November 2022 mendatang.

Para pejabat negara-negara G20 dibuat pening kepala mengantisipasi jika Presiden Rusia Vladimir Putin memutuskan untuk datang ke Bali November nanti, seperti dilaporkan Bloomberg, Rabu, (6/4/2022)

Berbagai skenario yang mungkin terjadi antara lain, beberapa pemimpin menjauh, mengirim delegasi tingkat rendah atau hanya berbicara via Video Call dari jauh, menurut orang yang akrab dengan diskusi di antara negara-negara anggota G20. Pertemuan tingkat tinggi itu, bisa saja berakhir tanpa komunike resmi untuk pertama kalinya.

G-20 tahun ini diselenggarakan dan dipimpin Indonesia, yang mencakup dialog di antara kepala negosiator, serangkaian pertemuan tingkat menteri, dan kemudian KTT pada bulan November.

Bila solusi konflik Rusia dan Ukraina tidak tercapai sebelum KTT G20 dan hubungan Rusia dengan negara-negara Barat belum membaik sebelum itu, Indonesia akan mendapati dirinya dalam posisi yang sangat tidak nyaman dan canggung mengingat konflik di Ukraina.

Rusia dikeluarkan dari Kelompok Delapan atau G8 setelah memasukkan Krimea menjadi bagian dari Federasi Rusia tahun 2014, tetapi mengusir Rusia dari G-20 adalah prospek yang jauh lebih rumit, dengan negara-negara seperti China kemungkinan akan menolak langkah yang membutuhkan konsensus untuk diberlakukan.

G20 menghadapi kesulitan sebelumnya, termasuk selama masa jabatan Donald Trump ketika ia mengecam negara lain atas kebijakan perdagangan mereka, dan mempertanyakan institusi global secara umum.

G20 bertahan, sebagian karena keyakinan bahwa bersatu dapat membantu menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim, kemiskinan, penurunan ekonomi, dan, yang terbaru, pandemi. Kali ini, akan menjadi ujian terbesarnya.

Baca Juga: Undang Semua Anggota, Indonesia akan Gelar KTT G20 secara Netral dan Tidak Memihak

Presiden Indonesia Joko Widodo dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Pemerintah Indonesia menyatakan akan melaksanakan KTT G20 secara netral dan tidak memihak, hari Kamis (24/3/2022). Untuk itu Indonesia sebagai presidensi G20 tahun ini akan mengundang seluruh partisipan, termasuk Rusia, mengikuti presidensi sebelumnya. (Sumber: Sekretariat Kabinet Republik Indonesia)

Beberapa pejabat mengatakan mengeluarkan Rusia dari kelompok yang dibentuk pada 1999 untuk menangani krisis ekonomi dunia bukanlah suatu pilihan, meskipun Presiden AS Joe Biden menyerukannya.

Itu membuat Indonesia memikirkan bagaimana mengelola KTT di Bali jika Putin hadir.

Para pejabat Amerika Serikat secara pribadi memperdebatkan apakah Biden harus melewatkan acara tersebut jika Putin ambil bagian, menurut seseorang yang akrab dengan diskusi tersebut.

Tetapi pada saat ini Biden kemungkinan masih akan hadir secara langsung, kata dua orang yang mengetahui rencana tersebut.

Para pejabat, termasuk dari AS, berupaya membujuk Indonesia untuk mengecualikan Putin, atau setidaknya mengutuk tindakannya di Ukraina, kata salah satu sumber. Juru bicara Gedung Putih tidak segera berkomentar.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS mengatakan hari Selasa (5/4/2022) pemerintahan Biden membahas situasi dengan Indonesia dan negara-negara G-20 lainnya, dan akan melihat lebih dekat apakah akan berpartisipasi atau tidak, seiring perkembangan dan saat KTT semakin dekat.

Baca Juga: Biden: Rusia Harus Dikeluarkan dari G20, Bila Indonesia Tidak Setuju, Ukraina Perlu Diundang

Perdana Menteri Kanada telah mengingatkan Presiden RI Joko Widodo untuk mengevaluasi kehadiran Presiden Rusia, Vladimir Putin di KTT G20, Kamis (31/3/2022). (Sumber: AP Photo/Markus Schreiber)

Presiden Rusia memang menghadiri KTT G-20 di Australia pada akhir 2014 tetapi sebagian besar dijauhi oleh para pemimpin lain dan pergi lebih awal setelah rentetan kritik atas Krimea.

Dalam satu momen yang terkenal, Putin mendekati Perdana Menteri Kanada saat itu Stephen Harper untuk berjabat tangan hanya untuk diberi tahu, "Saya kira saya akan menjabat tangan Anda tetapi saya hanya memiliki satu hal untuk dikatakan kepada Anda, Anda harus keluar dari Ukraina."

Indonesia mengatakan pada akhir Maret berencana untuk mengundang Putin dan semua pemimpin lainnya, seraya sebagai tuan rumah berusaha untuk "tetap tidak memihak".

Seseorang yang mengetahui masalah tersebut mengatakan presiden Rusia telah menerima undangannya tetapi belum membuat keputusan untuk hadir. Kremlin sendiri belum menanggapi beberapa permintaan komentar.

Ditanya apakah Indonesia sedang mempersiapkan skenario lain, Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar menjawab melalui pesan teks, "Saya tidak dapat menjawab pertanyaan hipotetis,"

“Indonesia mempersiapkan yang terbaik sebagai presiden G-20, sambil memantau ketat dan secara aktif mencari solusi di Ukraina,” katanya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV/Bloomberg/Straits Times


TERBARU