Rusia Makin Merangsek ke Kiev, Gunakan Siasat Kepung dan Bombardir
Krisis rusia ukraina | 12 Maret 2022, 18:38 WIBLVIV, KOMPAS.TV — Pasukan Rusia dilaporkan membuat sedikit gerak maju saat merangsek ke Kiev. Konvoi tank dan artileri menyebar, mengepung dan menggempur berbagai lokasi dengan hujan tembakan tank serta artileri, seperti dilaporkan Associated Press, Sabtu (12/3/2022).
Dalam serangan masa lalu di Suriah dan Chechnya, strategi Rusia adalah menghancurkan perlawanan bersenjata dengan serangan udara berkelanjutan dan penembakan yang meratakan pusat populasi.
Serangan semacam itu memutus kota pelabuhan selatan Ukraina, Mariupol, dan nasib serupa bisa menunggu Kiev dan bagian lain negara itu jika perang berlanjut.
Di Mariupol, serangan bertubi-tubi berulang kali menggagalkan upaya evakuasi warga sipil dan suplai makanan serta air bersih bagi warga sipil yang terperangkap.
Sasaran Sipil dan Fasilitas Umum
Pada Jumat (11/3), seorang fotografer Associated Press menangkap momen ketika sebuah tank muncul untuk menembak langsung sebuah gedung apartemen. Bola api oranye menyala, menyelimuti satu sisi gedung apartemen itu.
Tidak disebut dalam laporan itu, tank milik pasukan mana yang menembak ke gedung apartemen tersebut.
Korban tewas Mariupol diklaim telah melewati 1.500 orang dalam 12 hari serangan, kata kantor walikota. Serangan di rumah sakit bersalin di kota berpenduduk 446.000 jiwa minggu ini yang menewaskan tiga orang, memicu kemarahan internasional dan tuduhan kejahatan perang.
Penembakan yang terus-menerus memaksa petugas kota berhenti menggali parit untuk kuburan massal, sehingga “yang mati bahkan belum dikuburkan,” kata wali kota Mariupol.
Baca Juga: Erdogan Kritik Respons Internasional atas Aneksasi Krimea 2014, Sebut Invasi Rusia Bisa Dicegah
Pasukan Rusia dituding menyerang lebih dari 12 rumah sakit sejak mereka menginvasi Ukraina pada 24 Februari, menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO.
Pejabat Ukraina pada Sabtu (12/3) melaporkan, artileri berat merusak sebuah rumah sakit kanker dan beberapa bangunan tempat tinggal di Mykolaiv, sebuah kota 489 kilometer di barat Mariupol.
Kepala dokter rumah sakit, Maksim Beznosenko mengatakan, beberapa ratus pasien berada di fasilitas itu selama serangan itu, tetapi tidak ada yang tewas.
Pasukan Rusia yang datang menyerbu dilaporkan harus bekerja jauh lebih keras melawan pejuang Ukraina yang gigih.
Tetapi militer Rusia yang lebih kuat mengancam untuk menghancurkan pasukan pertahanan, meski aliran senjata dan bantuan lainnya terus mengalir dari Barat untuk pemerintah Ukraina yang dipilih secara demokratis dan condong ke dunia Barat.
Konflik tersebut menyebabkan 2,5 juta orang mengungsi dari Ukraina. Ribuan tentara di kedua belah pihak diyakini tewas bersama banyak warga sipil Ukraina.
Di lapangan, pasukan Kremlin tampaknya mencoba konsolidasi pasukan dan mendapatkan kembali momentum setelah menghadapi perlawanan keras pasukan Ukraina, sehingga mengalami kerugian besar selama dua minggu terakhir.
Baca Juga: Tentara Rusia yang Ditawan Ukraina Takut Pulang, Yakin Bakal Dieksekusi Regu Tembak
Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan Rusia sedang mencoba untuk mengatur ulang dan "memosisikan kembali" pasukannya, sambil bersiap untuk operasi menaklukkan Kiev.
“(Saat) Ini sudah buruk, tetapi akan menjadi lebih buruk,” kata Nick Reynolds, seorang analis perang di Royal United Services Institute, sebuah think tank Inggris.
Rusia Berupaya Blokir Kota-Kota Strategis Ukraina
Pasukan Rusia memblokade Kharkiv, kota terbesar kedua di Ukraina, bahkan ketika upaya telah dilakukan untuk membuat koridor kemanusiaan baru di sekitarnya dan pusat kota lainnya sehingga bantuan dapat masuk dan warga sipil dapat keluar.
Layanan darurat Ukraina pada Sabtu (12/3) melaporkan mayat lima orang -- dua perempuan, seorang laki-laki dan dua anak-anak -- dievakuasi dari dalam sebuah gedung apartemen yang terkena penembakan di Kharkiv.
Rusia juga meningkatkan serangan ke Mykolaiv, yang terletak 470 kilometer selatan Kiev, dalam upaya untuk mengepung kota.
Sebagai bagian dari serangan multifront di ibu kota, gerak maju pasukan Rusia dari arah timur laut tampaknya semakin maju, kata seorang pejabat pertahanan Amerika Serikat, yang berbicara dengan syarat anonim saat memberikan penilaian Amerika Serikat tentang pertarungan tersebut.
Unit tempur terpantau dipindahkan ke depan saat pasukan Rusia maju ke jarak 30 kilometer dari Kiev.
Baca Juga: Usai Bom Rumah Sakit Bersalin, Rusia Dituduh Serang Rumah Sakit Kanker di Ukraina
Gambar terbaru satelit komersial menangkap gambar tembakan artileri di daerah pemukiman di antara Rusia dan ibu kota.
Gambar dari Maxar Technologies itu menunjukkan kilatan moncong dan asap dari senjata besar, serta kawah tumbukan dan rumah yang terbakar di kota Moschun, 33 kilometer dari Kiev.
Dengan suhu yang turun di bawah titik beku, penduduk desa dengan cepat membentangkan bungkus plastik atau kayu lapis yang dipaku di atas jendela rumah mereka yang pecah.
"Presiden Rusia Vladimir Putin menciptakan kekacauan ini, mengira dia akan berkuasa di sini,” kata Ivan Merzyk yang berusia 62 tahun. Dia menambahkan, "Kami tidak akan pergi."
Sanksi Ekonomi dan Politik Barat
Di bidang ekonomi dan politik, Amerika Serikat (AS) dan sekutunya bergerak untuk lebih mengisolasi dan menjatuhkan sanksi kepada Kremlin.
Presiden Joe Biden mengumumkan AS akan secara dramatis menurunkan status perdagangannya dengan Rusia dan melarang impor makanan laut, alkohol, dan berlian Rusia.
Langkah untuk mencabut status Rusia sebagai "negara yang paling disukai" dalam perdagangan dengan AS itu dilakukan dengan koordinasi negara-negara Uni Eropa dan Kelompok Tujuh.
“Dunia yang merdeka datang bersama untuk menghadapi Putin,” kata Biden.
Baca Juga: Gawat, Rusia Ancam Tinggalkan Astronot AS di Luar Angkasa, Balasan atas Sanksi Penyerangan Ukraina
Dengan invasi masuk hari ke-16, Putin hari Jumat mengungkapkan telah ada “perkembangan positif tertentu” dalam perundingan yang sedang berlangsung antara juru runding Rusia dan Ukraina. Walau begitu, Putin tidak memberikan rincian atas perkataannya tersebut.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky muncul di video untuk mendorong rakyatnya terus berjuang. “Tidak mungkin untuk mengatakan berapa hari kita masih perlu membebaskan tanah air kita, tetapi sangat mungkin untuk mengatakan bahwa kita akan bisa melakukannya,” kata Zelensky dari Kiev.
Zelensky mengatakan, pihak berwenang sedang berupaya membangun 12 koridor kemanusiaan dan berusaha memastikan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya sampai ke orang-orang di seluruh negeri.
Dia juga menuduh Rusia menculik wali kota Melitopol, menyebut penculikan itu "tahapan baru teror."
Sebelum invasi, pemerintah AS memperingatkan adanya rencana Rusia untuk menahan dan membunuh orang-orang yang menjadi ditetapkan menjadi sasaran di Ukraina. Zelensky sendiri disebut menjadi target utama.
Pejabat pertahanan AS mengatakan pilot Rusia rata-rata melakukan 200 serangan misi penerbangan setiap hari. Sementara, pasukan Ukraina hanya melakukan 5 - 10 misi penerbangan, dan lebih fokus pada rudal permukaan-ke-udara, granat berpeluncur roket, dan drone untuk menyerang pesawat Rusia.
AS juga mengatakan Rusia hingga Jumat (11/3/20222) sudah menembakkan hampir 810 rudal ke Ukraina.
Baca Juga: Penampakan Hantu dari Kiev, Pilot Andalan Ukraina yang 10 Kali Jatuhkan Pesawat Rusia
Sampai baru-baru ini, pasukan Rusia dilaporkan membuat kemajuan terbesar mereka di kota-kota di timur dan selatan walau kewalahan di utara dan sekitar Kiev.
Pasukan Rusia juga dilaporkan mulai menargetkan daerah-daerah di Ukraina barat, di mana sejumlah besar pengungsi melarikan diri.
Rusia mengatakan pada hari Jumat mereka menggunakan senjata jarak jauh berpresisi tinggi untuk membuat lapangan udara militer di kota-kota barat Lutsk dan Ivano-Frankivsk “tidak berfungsi.”
Serangan di Lutsk menewaskan empat prajurit Ukraina, kata wali kota.
Serangan udara Rusia juga menargetkan untuk pertama kalinya kota Dnipro, pusat industri utama di timur dan kota terbesar keempat di Ukraina, yang berpenduduk sekitar 1 juta orang. Satu orang tewas, kata pejabat Ukraina.
Dalam gambar setelahnya yang dirilis oleh badan darurat Ukraina, petugas pemadam kebakaran menyiram gedung yang terbakar. Asap mengepul di atas beton yang hancur di mana bangunan pernah berdiri.
Kepala politik Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB mengatakan mereka sudah menerima laporan yang kredibel bahwa pasukan Rusia menggunakan bom curah di daerah berpenduduk.
Hukum internasional melarang penggunaan bom, yang menyebarkan bahan peledak yang lebih kecil di wilayah yang luas, di kota-kota besar dan kecil.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press