> >

Harga Minyak Dunia Melonjak, PBB Minta Blokade Ladang Minyak di Libya Dibuka

Kompas dunia | 7 Maret 2022, 18:14 WIB
Bendera Libya dipajang saat peringatan Hari Revolusi di Tripoli, 18 Februari 2022. Pada Senin (7/3/2022), seorang pejabat PBB meminta blokade dua ladang minyak di Libya dibuka. (Sumber: Yousef Murad/Associated Press)

TRIPOLI, KOMPAS.TV - Stephanie Williams, penasihat khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Libya mendesak agar blokade ladang minyak di Libya segera dibuka.

Pernyataan tersebut menyusul melonjaknya harga minyak dunia yang menembus 130 dolar AS per barel.

Ladang minyak yang dimaksud adalah ladang minyak Sharara dan El Feel.

Kedua ladang minya ini terbilang sebagi dua ladang minyak yang terbesar di Libya.

Menurut Williams, blokade dua ladang minyak itu “menghilangkan sumber pendapatan utama warga Libya.”

“Blokade minyak ini harus dicabut,” cuit Williams dikutip Associated Press, Senin (7/3/2022).

BUMN pengelola minyak Libya, National Oil Corporation (NOC) menyebut blokade ladang minyak didalangi oleh kelompok bersenjata pimpinan Muhammad Bashir Al-Garg.

Baca Juga: Dialog: Dampak Konflik Rusia-Ukraina, Harga Emas dan Minyak Dunia Melejit!

Kelompok itu berbasis di Zintan, daerah pegunungan sekitar 136 kilometer barat daya ibu kota Tripoli.

Al-Garg juga pemimpin pasukan yang menjaga fasilitas perminyakan di daerah itu.

Ia menyebut blokade disebabkan “kondisi hidup yang mengenaskan” di wilayah tersebut.

Ia menuntut pemerintah memberi layanan di warga daerah sekitar ladang minyak.

NOC menyebut blokade Al-Garg menyebabkan Libya kehilangan sekitar 34,6 juta dolar AS per hari.

Libya diketahui memiliki cadangan minyak terbesar kesembilan di dunia, sekaligus terbesar di Benua Afrika.

Sebelum blokade, produksi minyak Libya berkisar di angka 1,2 juta barel per hari.

Setelah blokade, jumlah produksi berkurang sekitar 330.000 barel per hari.

Baca Juga: Mobilnya Dihujani Tembakan, Perdana Menteri Libya Berhasil Lolos dari Maut

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV/Associated Press


TERBARU