> >

Pengamat: Pelajaran buat Indonesia, Rusia Meninggalkan Bom Waktu Negara Berdasarkan Etnis

Krisis rusia ukraina | 5 Maret 2022, 05:05 WIB
Pengajar di Sastra Rusia Universitas Indonesia Dr. Ahmad Fahrurodji. (Sumber: Istimewa)

Terutama terhadap masyarakat Ukraina Timur, yang dari sisi etnis lebih dekat dengan Rusia termasuk bahasa yang digunakan.

"Setelah peristiwa itu masyarakat Ukraina Timur merasa ketakutan," kata Fahrurodji yang juga penulis buku "Rusia Baru Menuju Demokrasi" ini. Bahkan Presiden Rusia Putin menuding terjadi genosida terhadap warga Ukraina Timur. 

Baca Juga: Zelensky Tuduh Putin Bakar Tentara Rusia yang Tewas di Mobil Krematorium, Manipulasi Jumlah Korban

Namun pada 2015 sebenarnya sudah ada perjanjian, yaitu perjanjian Minks sebagai upaya menyelesaikan kasus secara damai antara separatis Ukraina pro Rusia dengan pemerintah Ukraina.

Karena itu, perang Rusia-Ukraina yang saat ini terjadi, disebutnya sangat tergantung dari kesepakatan dari dua negara tersebut. "Tujuan Presiden Putin itu menghilangkan Neo Nazi dengan mengganti pemerintahan sekarang dan demiliterisasi di Ukraina. Tapi ini tidak mudah sebab ada intervensi negara-negara barat yang berpihak ke Ukraina," jelasnya.   

Sehingga lamanya perang juga masih sulit diramalkan. 

Namun, menurut Fahrurodji, warga di Indonesia tidak boleh terjebak dalam pemihakan kepada salah satu negara.

"Tidak boleh meninggikan yang satu dan merendahkan yang lain. Biar saja itu diselesaikan oleh mereka (Rusia dan Ukraina)," katanya.

Sebab hubungan Indonesia dengan Rusia dan Ukraina sangat baik. Hubungan dengan Rusia, Indonesia punya kerja sama baik bahkan sebelum Covid-19, sudah ada perjanjian dalam rangka strategis partnership. "Ini merupakan perjanjian diplomatik strategis kemitraaan pada level diplomatik sebelum Covid-19 merebak," tambahnya.

Sementara dengan Ukraina hubungan baik terlihat dari sejarah diplomatik Indonesia-Ukraina. 

Menurutnya, dalam konflik Rusia-Ukraina tidak boleh ada yang membawa ke unsur SARA. Persoalan Rusia dan Ukraina biar diselesaikan oleh kedua negara tersebut.

 

Penulis : Iman Firdaus Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : Kompas TV


TERBARU