Ironis, Napi Ini Meninggal karena Serangan Jantung usai Hukuman Matinya Dibatalkan
Kompas dunia | 25 Februari 2022, 11:27 WIBTetapi Dewan Penyelesaian Sengketa Negara berhasil meyakinkan kerabat korban untuk mengampuni Akbar atas pembunuhan itu.
Hal itu kemudian berunjung pada pembebasannya.
Laporan mengungkapkan bahwa keluarga korban awalnya menolak untuk memberikan persetujuan mereka untuk pembebasannya.
Tetapi setelah mengetahui kesehatannya yang buruk, keluarga korban akhirnya memberikan maaf kepada Akbar.
Namun, Akbar meninggal sebelum dirinya dibebaskan.
Akbar dikabarkan mengalami serangan jantung saat mendengar berita itu, dan sempat dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga: Rusia Diyakini Jadikan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky Target untuk Ditangkap
Dokter sendiri telah berusaha menyelamatkan nyawanya, namun ia dilaporkan meninggal sejam setelah tiba di rumah sakit.
Iran sendiri memberlakukan hukuman mati terhadap beberapa kejahatan, termasuk pembunuhan, pemerkosaan, kekerasan pada anak, homoseksualitas, peredaran narkoba, perampokan bersenjata, hubungan seksual yang dilarang, perbuatan zina, dan plot menggulingkan pemerintahan Iran.
Pengawas Hak Asasi Manusia Iran melaporkan negara itu telah melakukan eksekusi mati terbanyak per kapita.
Dilaporkan 365 tahanan telah dieksekusi pada 2021, dengan rata-rata satu eksekusi mati per hari.
Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Daily Mail