> >

Momen Ketegangan Sidang Dewan Keamanan PBB saat Putin Umumkan Invasi ke Ukraina

Krisis rusia ukraina | 24 Februari 2022, 23:00 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres melakukan hal penting dan langka pada sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, yakni memanggil secara terbuka kepala DK PBB, Rabu (23/2/2022). Pada saat itu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengumumkan invasi ke Ukraina. (Sumber: UNTV via AP)

NEW YORK, KOMPAS.TV – Timing yang diambil Putin saat mengumumkan invasi ke Ukraina sungguh brutal. Pasalnya, saat itu, para anggota Dewan Keamanan PBB tengah menggelar sidang darurat di New York, Amerika Serikat. 

Para anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan agar Rusia menahan diri. Namun, presiden yang mantan anggota KGB, dinas intelijen Uni Soviet itu, malah sudah mengumumkan bahwa Rusia akan memulai ‘operasi militer khusus’ di Ukraina.

Sekjen PBB Antonio Guterres adalah orang pertama yang berbicara usai pengumuman Putin. Saat itu, masih belum jelas maksud Putin dengan pengumuman ‘operasi militer khusus’-nya itu.

Namun, merujuk pada laporan adanya pergerakan tentara Rusia ke Ukraina, Guterres melakukan sesuatu yang penting dan langka bagi seorang sekjen PBB, yakni dia secara terbuka memanggil pemimpin anggota tetap Dewan Keamanan PBB itu. 

Baca Juga: Rusia Kerahkan Mobil Krematorium saat Serang Ukraina, Diduga untuk Sembunyikan Jumlah Korban

“Jika memang sebuah operasi tengah dipersiapkan, saya hanya punya satu hal untuk dikatakan, dari lubuk hati terdalam,” ujar Guterres bersungguh-sungguh. “Presiden Putin, stop pasukanmu dari menyerang Ukraina. Beri kesempatan pada perdamaian. Sudah terlalu banyak orang yang tewas.”

Perwakilan Rusia di PBB, Vasily Nebenzya, berkilah bahwa pernyataan Putin sesungguhnya bukanlah perang, melainkan ‘operasi militer khusus’ untuk melindungi orang-orang di Donbass. 

Duta Besar Ukraina untuk PBB, Sergiy Kyslytsya, tampak tak sabar menanti gilirannya berbicara, seraya menerima update konstan tentang perkembangan dari Kiev. 

Dengan penuh emosi, ia mengacungkan selembar salinan Piagam PBB dan membacakan klausul yang menyebut bahwa keanggotaan PBB terbuka bagi seluruh negara pencinta perdamaian yang menerima kewajiban yang termaktub dalam piagam itu.

Baca Juga: Ukraina Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Rusia dan Minta Bantuan Dunia, Sedikitnya 40 Tewas

“Rusia tak lagi bisa menjalankan kewajiban-kewajiban itu,” tandas Kyslytsya, dikutip dari The Guardian, Kamis (24/2/2022).

Dia bahkan menantang Nebenzya untuk membantah bahwa Ukraina tengah diserang.

Duta besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya menantang Presiden Dewan Keamanan PBB Vasily Nebenzya untuk mencari tahu apa yang sesungguhnya terjadi di Ukraina lewat ponsel pada sidang darurat Dewan Keamanan PBB di New York, Amerika Serikat, Rabu (23/2/2022). (Sumber: UNTV via AP)

“Anda punya ponsel,” katanya menunjuk pada gawainya sendiri. “Cari tahu apa yang sebenarnya terjadi di Ukraina. Anda bisa telepon Lavrov (Menlu Rusia) sekarang. Kita bisa rehat sebentar agar Anda bisa keluar dan meneleponnya.”

Namun, Nebenzya menolak. “Saya sudah mengatakan semua yang saya ketahui sejauh ini,” ujarnya. “Membangunkan Menteri Lavrov pada saat ini bukan sesuatu yang akan saya lakukan.”

Bergetar oleh amarah, Kyslytsya menatap tajam Nebenzya dan menuntut agar orang Rusia itu melepaskan tugasnya sebagai ketua dewan.

“Tak ada api penyucian bagi penjahat perang,” semburnya. “Mereka akan langsung pergi ke neraka!”

Saat itu, Nebenzya dengan cepat menutup pertemuan, dan mengeklaim bahwa agresi Rusia tak menyasar rakyat Ukraina, namun pada apa yang disebutnya sebagai ‘junta yang berkuasa di Kiev’. 
 

Penulis : Vyara Lestari Editor : Hariyanto-Kurniawan

Sumber : The Guardian


TERBARU