Pejabat AS: Rusia Tambah 7.000 Tentara Lagi di Dekat Perbatasan Ukraina
Kompas dunia | 17 Februari 2022, 08:43 WIBKIEV, KOMPAS.TV – Seorang pejabat Amerika Serikat (AS) memperingatkan bahwa Rusia menambah 7.000 tentara lagi di dekat perbatasan Ukraina. Sebagian tentara tiba pada Rabu (16/2/2022).
Pejabat tersebut menyatakan kepada The Associated Press dengan syarat anonim.
Sebelumnya, Presiden Rusia Vladimir Putin telah mengisyaratkan bahwa ia membuka jalur diplomasi untuk menyelesaikan krisis Ukraina.
Presiden AS Joe Biden berjanji bahwa AS akan terus memberikan jalan diplomasi dalam setiap kesempatan. Namun Biden melontarkan nada skeptis tentang niat Moskow untuk berdiplomasi.
Biden juga bersikeras bahwa Washington dan sekutunya tidak akan mengorbankan prinsip-prinsip dasar untuk menghormati kedaulatan Ukraina.
Meskipun demikian, Rusia menyatakan telah menarik pasukannya dari perbatasan Ukraina.
Video Kementerian Pertahanan Rusia menunjukkan satu kereta kendaraan lapis baja bergerak melintasi jembatan dari Krimea.
Video itu juga menunjukkan banyaknya tank yang sedang dimuat di dalam kereta api untuk kembali ke pangkalan permanen mereka.
Baca Juga: Rusia Tarik Sebagian Pasukan dari Ukraina, NATO Belum Puas: Belum Ada Tanda Deeskalasi
Tetapi pada saat yang sama, Rusia melanjutkan latihan perang di dekat perbatasan Ukraina dan melintasi wilayahnya yang luas.
“Kami belum melihat kemunduran,” kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kepada ABC News.
“Dia (Putin) bisa menarik pelatuknya. Dia bisa menariknya hari ini. Dia bisa menariknya besok. Dia bisa menariknya minggu depan. Pasukan ada di sana jika dia ingin memperbarui agresi terhadap Ukraina,” tambahnya.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price mengatakan, AS telah melihat lebih banyak pasukan Rusia yang ditambahkan, bukan lebih sedikit.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan, mereka juga belum melihat adanya penarikan pasukan Rusia.
“Jika mereka benar-benar mulai menarik pasukan, itu adalah sesuatu yang akan kami sambut, tetapi itu masih harus dilihat (dibuktikan),” tambahnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy juga menolak klaim penarikan pasukan Rusia.
"Apa ini? Rotasi, penarikan, kembali lagi. Terlalu dini untuk bersuka cita," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Rusia telah berulang kali mengeluh bahwa AS dan NATO belum menanggapi secara tertulis masalah keamanan negara mereka.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada hari Rabu bahwa Rusia sedang dalam tahap akhir mempersiapkan tanggapan resminya terhadap Barat.
“Setelah itu, jadwal langkah selanjutnya akan dikembangkan,” katanya di televisi pemerintah.
Baca Juga: Amerika Serikat Belum Lihat Bukti Rusia Sudah Tarik Mundur Pasukan dari Perbatasan Ukraina
Tampaknya Rusia menginsyaratkan akan melakukan permainan jangka panjang dan sementara waktu menjaga tekanan.
Rusia ingin Barat menjauhkan Ukraina dan negara-negara bekas Soviet lainnya dari NATO.
Selain itu, mereka menginginkan penyebaran senjata di dekat perbatasan Rusia dihentikan dan NATO menarik mundur pasukan dari Eropa Timur.
AS dan sekutunya secara bulat menolak tuntutan itu, tetapi mereka menawarkan untuk terlibat dalam pembicaraan dengan Rusia tentang cara-cara untuk meningkatkan keamanan di Eropa.
Berbicara setelah bertemu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz pada hari Selasa, Putin menepis jaminan bahwa ekspansi NATO ke arah timur tidak ada dalam agenda NATO.
“Mereka memberi tahu kami bahwa itu tidak akan terjadi besok,” kata Putin.
“Nah, kapan itu akan terjadi? Lusa? Kami ingin menyelesaikan masalah ini sebagai bagian dari proses negosiasi melalui cara damai.”
Untuk saat ini, Rusia sedang melenturkan ototnya. Jet tempur Rusia menerbangkan misi pelatihan pada Rabu di atas Belarusia.
Selain itu, pasukan terjun payung mengadakan latihan menembak di lapangan tembak di sana sebagai bagian dari latihan perang besar-besaran.
Latihan perang ini dikhawatirkan Barat dapat digunakan sebagai kedok untuk invasi ke Ukraina.
Menteri Luar Negeri Belarusia Vladimir Makei menegaskan kembali bahwa semua pasukan dan senjata Rusia akan meninggalkan negara itu ketika manuver berakhir Minggu.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Fadhilah
Sumber : Associated Press, ABC News