> >

Kekeringan Parah Akibat Perubahan Iklim di Amerika Barat Daya, Terburuk Selama 1.200 Tahun

Kompas dunia | 15 Februari 2022, 13:18 WIB
Sebuah perahu kecil melihat dari dekat tebing berbeda warna yang menunjukkan perbedaan batas air saat kekeringan parah saat ini di Danau Mead, bukti permukaan airnya yang rendah, saat mengunjungi Bendungan Hoover. (Sumber: Los Angeles Times / Allen J. Schaben )

Penelitian sebelumnya menetapkan bahwa periode tahun 2000-2018 kemungkinan merupakan kekeringan terburuk kedua sejak tahun 800, dipuncaki oleh satu kekeringan di akhir tahun 1500-an.

Dalam penelitian tersebut juga ditemukan, kekeringan saat ini akan lebih buruk daripada yang terjadi di Abad Pertengahan, menurut data tahun 2019 - 2021, yang didukung oleh model iklim baru yang dirilis tahun lalu.

Amerika Utara bagian Barat bukan satu-satunya wilayah yang dilanda periode kering yang semakin parah.

Perubahan iklim memperburuk kekeringan akibat El Nino tahun 2015 - 2016, yang menyebabkan kegagalan panen, matinya ternak, wabah demam Lembah Rift, dan meningkatnya kekurangan gizi.

Secara global, 800 juta hingga tiga miliar orang diproyeksikan mengalami kelangkaan air parah akibat kekeringan yang disebabkan oleh pemanasan 2 derajat C di atas tingkat pra-industri, menurut draf laporan Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) setebal 4.000 halaman tentang dampak iklim.

Di dunia yang mengalami kenaikan suhu sebesar 4 derajat C, angka itu mencapai empat miliar orang.

Permukaan bumi menghangat rata-rata 1,1 derajat C, dan dalam dua dekade hampir pasti akan menembus batas kenaikan suhu bumi sebesar 1,5 derajat C seperti disebut dalam Perjanjian Paris.

Peristiwa cuaca ekstrem alami lainnya yang dibikin parah oleh pemanasan global adalah gelombang panas yang mematikan, tingginya curah hujan penyebab banjir, dan badai besar.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV/Straits Times/Nature Climate Change Journal


TERBARU