> >

Penasihat Keamanan Biden Minta Warga AS Pergi dari Ukraina, Duga Invasi Rusia Dimulai Pekan Depan

Kompas dunia | 12 Februari 2022, 11:11 WIB
Ilustrasi. Tentara Ukraina tengah bersiap melakukan latihan di salah satu kota paling berbahaya di dunia, Chernobyl, dalam persiapan menghadapi Rusia. Pada Jumat (11/2/2022), pejabat AS mendesak warganya segera meninggalkan Ukraina paling lambat 48 jam ke depan. (Sumber: AP Photo/Mykola Tymchenko)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Rusia disebut berkemungkinan akan melancarkan invasi ke Ukraina pada pekan depan. Hal tersebut diungkapkan oleh penasihat keamanan Presiden Amerika Serikat (AS), Jake Sullivan, Jumat (11/2/2022).

Potensi invasi membuat Sullivan meminta warga AS segera meninggalkan Ukraina paling lambat 48 jam ke depan.

Menurutnya, intelijen AS telah mendapatkan informasi bahwa Moskow sudah menempatkan elemen-elemen militer yang dibutuhkan untuk invasi.

Sullivan menyebut serbuan cepat ke Kyiv kemungkinan akan dimulai sebelum Olimpiade Musim Dingin di Beijing berakhir pada pekan depan.

“Kami tidak bisa menunjuk harinya pada titik ini, dan kami tidak bisa menunjuk jam, tetapi itu (invasi) adalah kemungkinan yang sangat, sangat nyata,” kata Sullivan dikutip Al Jazeera.

“Kami tidak dapat mengatakan bahwa keputusan final telah diambil oleh Presiden (Vladimir) Putin. Apa yang bisa kami sampaikan adalah, kami memiliki tingkat kekhawatiran yang tinggi berdasarkan apa yang kami lihat di lapangan."

Baca Juga: Ukraina Keluhkan Rencana Latihan AL Rusia di Laut Hitam, Sebut akan Halangi Jalur Pelayaran

“Kami terus melihat tanda-tanda eskalasi dari pihak Rusia, termasuk pasukan baru yang tiba di perbatasan Ukraina.”

“Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, kita sudah di ambang sebuah invasi yang bisa dimulai kapan saja jikalau Vladimir Putin memutuskan untuk memerintahkannya,” pungkasnya.

Rusia sendiri diketahui menerjunkan lebih dari 100.000 pasukan di dekat perbatasan Ukraina. Rusia juga gencar menggelar latihan perang di Belarusia dan Laut Hitam.

Moskow selalu membantah jika ditanya apakah mereka akan menginvasi Ukraina.

Pemerintahan Vladimir Putin mendesak NATO tak menerima Ukraina dan negara bekas Uni Soviet lain sebagai anggota. Mereka juga meminta NATO menarik persenjataan dari Eropa Timur.

Akan tetapi, AS dan NATO menolak tuntutan tersebut. Sehingga, negosiasi pihak-pihak yang berkonflik sejauh ini masih buntu.

Baca Juga: Jet Tempur F-15 AS Tiba di Polandia, Pertebal Kekuatan Barat Hadapi Krisis Rusia-Ukraina

Jake Sullivan menyampaikan prediksi intelijen di atas usai Washington menggelar konferensi tentang situasi Ukraina dengan negara-negara anggota NATO.

Konferensi tersebut diketahui membahas “negosiasi diplomatik dengan Rusia dalam berbagai format” dan setuju untuk “menetapkan konsekuensi besar dan sanksi ekonomi parah bagi Rusia” jika negara itu nekat menginvasi Ukraina.

Negosiasi sendiri masih terus berlangsung antara petinggi negara-negara Barat dan Rusia. Awal pekan ini, Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Menteri Luar Negeri Inggris Raya berkunjung ke Kremlin.

Macron dilaporkan akan kembali berbicara dengan Putin pada Sabtu (12/2). Selain dia, Biden juga akan berbicara dengan Putin pada hari yang sama.

Baca Juga: Duduk Berjauhan dengan Putin, Macron Ternyata Tolak Tes PCR di Rusia, Khawatir Data DNA Dicuri


 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV


TERBARU