> >

Ramai-ramai Kunjungi Metaverse Ka'bah, Turki: Bukan Haji yang Sah

Kompas dunia | 8 Februari 2022, 11:36 WIB
Diyanet Turki menjelaskan bahwa mengunjungi Ka'bah di metaverse tidak dihitung ibadah Haji. (Sumber: AP Photo/Amr Nabil)

Menurut Bircan, melakukan ibadah haji di metaverse tidak mungkin dapat terjadi.

"Orang-orang Islam dapat mengunjungi Ka'bah di metaverse, tetapi itu tidak akan pernah dianggap sebagai haji yang nyata," kata Remzi Brican.

"Kaki orang harus menyentuh tanah," lanjutnya.

Menurut Bircan, ibadah Haji harus dilakukan dengan pergi ke kota suci Mekah dalam kehidupan nyata.

Dalam hal ini, Bircan berpendapat bahwa inisiatif Saudi membawa Ka'bah ke Metaverse mungkin sebagai ajang promosi.

Baca Juga: Menkominfo Sebut Indonesia Berpeluang Kembangkan Metaverse Dunia karena Punya Kearifan Lokal

“Seperti berkeliling museum dengan kacamata VR (Virtual Reality), orang Saudi memulai program perjalanan virtual ini untuk mempromosikan Ka'bah," ujar Bircan memberi contoh.

Akademisi dari Fakultas Teologi Universitas Istanbul, Abdullah T rabzon juga sependapat dengan Diyanet.

Menurutnya, virtual dan realitas harus dibedakan. Tirabzon juga menjelaskan bahaya dan risiko metaverse dalam istilah agama.

“Virtual dan realitas tidak akan pernah bisa sama. Setelah Anda melakukan kunjungan virtual ke Ka'bah, Anda bukan haji atau umrah sejati, ”kata T rabzon.
 
“Jika seseorang muncul dengan ide 'haji di metaverse' hari ini, maka besok yang lain bisa muncul dengan ide 'sholat di metaverse.' Ini semua adalah pikiran yang kadaluwarsa," lanjutnya.

Sebagai informasi, metaverse adalah realitas virtual yang dibuat semirip mungkin dengan dunia nyata yang berada di internet.

 

Penulis : Dian Nita Editor : Purwanto

Sumber : Hurriyetdailynews.com


TERBARU