Krisis Rusia-Ukraina, Prancis Ambil Langkah Dialog
Kompas dunia | 28 Januari 2022, 07:03 WIBPARIS, KOMPAS.TV — Ketegangan antara Rusia dan Ukraina menunjukkan potensi perang yang terus memanas. Namun Presiden Prancis Emmanuel Macron meyakini masih ada ruang diplomasi yang bisa dilakukan untuk mencegah perang.
Sikap Macron mencerminkan tradisi Prancis pasca-Perang Dunia II dalam mengukir jalur geopolitiknya sendiri. Ia menolak untuk berbaris di belakang Amerika Serikat (AS).
Ini juga merupakan bagian dari strategi politik domestik Macron di tengah kampanye untuk pemilihan presiden pada April mendatang, di mana perang di Ukraina bisa membangkitkan gangguan yang tidak diinginkan.
Baca Juga: Jengkel Aturan Isolasi Terus Berubah, Serikat Guru di Prancis Mogok Nasional
Macron berencana untuk berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari ini, Jumat (28/1/2022), dan istana kepresidenan Macron menjadi tuan rumah pembicaraan maraton pada Rabu (26/1/2022) lalu antara penasihat Rusia dan Ukraina.
Negosiasi tatap muka ini merupakan yang pertama kalinya sejak Rusia mengumpulkan pasukan di dekat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir.
Pembicaraan pada Rabu lalu antara penasihat Rusia, Ukraina, Prancis, dan Jerman tampaknya mengulur waktu lebih banyak bagi semua pihak, karena mereka sepakat untuk bertemu lagi dalam dua minggu.
Tetapi strategi yang berfokus pada diplomasi Prancis memperumit upaya AS dan NATO untuk menunjukkan front persatuan yang tangguh melawan Rusia. Para ahli mempertanyakan apakah itu akan cukup untuk mencegah invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Macron Ancam Anti-Vaksin Covid-19 Prancis, Akan Membuat Hidup Mereka Sulit
Pertemuan Macron dengan Putin yang dijadwalkan pada Jumat pagi memiliki dua tujuan. Juru bicara pemerintah Prancis Gabriel Attal mengatakan, dialog ini bertujuan untuk melanjutkan dialog dan untuk mendorong Rusia mengklarifikasi posisi dan tujuan manuver militernya.
Moskow telah membantah bahwa pihaknya merencanakan serangan, tetapi telah memindahkan sekitar 100.000 tentara di dekat Ukraina dalam beberapa pekan terakhir dan mengadakan latihan militer di beberapa lokasi di Rusia.
Hal itu telah membuat AS dan sekutu NATO-nya bersiap untuk yang terburuk.
Baca Juga: Presiden Prancis: Boikot Olimpiade Musim Dingin Beijing Tidak Signifikan
Macron “berada di jantung upaya menuju de-eskalasi” dan juga akan berbicara dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam beberapa hari mendatang, kata Attal seperti dikutip dari The Associated Press.
Diplomasi Eropa telah membantu meredakan ketegangan di masa lalu. Pembicaraan Rabu lalu berlangsung dalam "format Normandia," yang membantu meredakan permusuhan pada 2015, setahun setelah Putin memerintahkan pencaplokan Semenanjung Krimea Ukraina dan pemberontakan yang didukung Rusia, dimulai di Ukraina timur.
Penulis : Tussie Ayu Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press