AS Akhiri Operasi Tempur di Irak, Siapkan Ini untuk Habisi Sisa-sisa ISIS
Kompas dunia | 10 Desember 2021, 09:07 WIBMilisi itu adalah salah satu pasukan paramiliter yang dimobilisasi pada tahun 2014 untuk melawan ISIS dan kemudian diserap ke dalam pasukan keamanan resmi Irak.
"Menargetkan pendudukan AS di Irak adalah suatu kehormatan besar, dan kami mendukung faksi yang menargetkannya," kata kelompok itu.
Pernyataan AS hari Kamis menegaskan, sementara pasukan koalisi AS di Irak tidak memiliki peran tempur, mereka mempertahankan hak untuk membela diri.
Amerika Serikat berulang kali menyalahkan milisi yang didukung Iran atas serangan terhadap Kedutaan Besar AS dan pangkalan AS di pangkalan Irak yang lebih besar.
Baca Juga: Tiga Anggota ISIS Berusaha Kabur dari Penjara Irak, Satu Ditembak Mati dan Dua Menyerah
Kelompok-kelompok milisi mengatakan mereka membalas pembunuhan Mayor Jenderal Qassem Soleimani, komandan keamanan dan intelijen tertinggi Iran dan seorang komandan keamanan senior Irak, dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad tahun lalu.
Ketegangan di Irak telah meningkat seiring sengketa pemilihan parlemen pada bulan Oktober lalu.
Partai-partai utama yang didukung Iran di negara itu, beberapa di antaranya adalah senjata politik milisi, muncul dengan kursi yang jauh lebih sedikit, sementara gerakan Muqtada al-Sadr, seorang ulama Syiah, memperoleh tambahan kursi.
Pejuang Sadr berperang melawan pasukan AS selama pendudukan AS di Irak, tetapi dia sekarang dipandang sebagai seorang nasionalis dan kekuatan penyeimbang melawan faksi-faksi yang lebih pro-Iran.
Kelompok-kelompok yang kehilangan kursi menyebut pemilihan itu curang, meningkatkan prospek kekerasan jika pengadilan federal hari Senin mengesahkan hasil seperti yang diharapkan.
Sementara kekerasan oleh dan di antara faksi-faksi Syiah bersenjata yang bersaing menjadi perhatian paling mendesak di Irak, kelompok ISIS terus menimbulkan ancaman.
Brennan, dalam komentarnya Kamis, menggambarkan kelompok teroris sebagai "down but not out."
Meskipun ISIS tidak lagi menguasai wilayah, mereka mempertahankan sel-sel tidur di Irak dan Suriah. Baru-baru ini mereka muncul kembali di wilayah Irak yang diklaim oleh pemerintah federal dan pasukan Irak Kurdi.
Sementara pasukan Irak semakin mahir dalam memerangi ISIS, mereka masih mengandalkan koalisi pimpinan AS untuk bantuan intelijen, perencanaan operasional, dan dukungan udara.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Kompas TV/Straits Times