Amerika Serikat Izinkan Suntikan Ketiga Vaksin Covid-19 untuk Usia 18 tahun ke Atas
Kompas dunia | 20 November 2021, 01:05 WIBOrang yang menerima vaksin satu dosis Johnson & Johnson sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan tambahan, dua bulan setelah suntikan pertama mereka.
Keputusan ini muncul saat kasus infeksi baru Covid-19 mengalami peningkatan secara nasional di Amerika Serikat, yang menurut data terbaru mencapai rata-rata 88.000 infeksi baru per hari, saat negara itu memasuki gelombang kelima.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) akan menggelar pertemuan hari Jumat malam waktu Amerika Seriakt untuk membahas rekomendasi klinis tentang siapa saat ini yang harus segera mencari menjalani suntikan ketiga vaksin Covid-19.
Pertemuan itu harus memberikan wawasan yang lebih besar bagi pemikiran para penasihat federal terkemuka, beberapa di antaranya pernah menyatakan keraguan mereka tentang suntikan ketiga vaksin Covid-19.
Baca Juga: AS Umumkan Akan Produksi 1 Miliar Dosis Vaksin Covid-19 mRNA Setiap Tahun
Tentang suntikan ketiga vaksin Covid-19, para pengkritik melihat sebagian besar dari mereka yang dirawat di rumah sakit atau sekarat karena Covid-19 ternyata tidak atau belum menjalani vaksinasi. Sehingga, cara terbaik mengendalikan gelombang Covid-19 pada musim dingin ini adalah dengan menjangkau mereka yang belum mendapat vaksinasi Covid-19, daripada menebalkan suntikan vaksin bagi mereka yang sudah mendapat vaksinasi penuh.
Risiko lain dari suntikan ketiga adalah lebih banyak kasus peradangan jantung terkait vaksin (miokarditis), terutama di kalangan pria yang lebih muda.
Kedua perusahaan sedang melakukan studi pasca otorisasi untuk menilai dan mengukur risiko miokarditis.
Para ahli sepakat booster saja tidak dapat menyelesaikan pandemi, sementara negara-negara termiskin, terutama di Afrika, tetap terjebak situasi kelangkaan vaksin sehingga rakyat mereka yang menjalani vaksinasi masih sangat jauh dari memadai.
Pekan lalu, Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengecam fakta bahwa negara-negara kaya memberikan dosis vaksin enam kali lebih banyak setiap hari daripada negara-negara berpenghasilan rendah yang berjuang memberi suntikan pertama dan kedua vaksin Covid-19 bagi rakyat mereka.
Hal ini meningkatkan risiko munculnya varian baru yang menjadi perhatian di wilayah tersebut. Pada akhirnya bisa meruntuhkan seluruh upaya pembentukan kekebalan manusia dari virus tersebut, karena varian baru bisa saja menembus pertahanan yang dibentuk oleh vaksin yang tersedia saat ini.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Hariyanto-Kurniawan
Sumber : Straits Times via AFP