COP26 Resmi Dibuka, Tonggak Krusial Atasi Krisis Iklim
Kompas dunia | 1 November 2021, 19:13 WIBGLASGOW, KOMPAS.TV - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tentang krisis iklim atau lebih dikenal dengan COP26 resmi dibuka di Glasgow, Skotlandia pada Minggu (31/10/2021) waktu setempat.
Pertemuan yang akan dilangsungkan dua pekan ini membahas upaya mengantisipasi krisis iklim dan penanganan atas dampak kerusakannya.
Kalangan aktivis dan PBB menegaskan bahwa COP26 krusial bagi penanganan krisis iklim. Apabila konferensi ini gagal mencapai komitmen tegas, “masa depan suram” menanti.
Kepala badan iklim PBB, Patricia Espinosa, menyebut para pemimpin dunia hanya punya dua pilihan di Glasgow.
Pilihan pertama adalah menekan drastis emisi gas rumah kaca dan membantu negara-negara yang kena dampak krisis iklim.
“Atau kita menerima nasib umat manusia yang menghadapi masa depan suram di planet ini,” kata Espinosa membuka konferensi COP26.
Baca Juga: Usai Hadiri G20 di Roma, Jokowi Langsung Berangkat ke Glasgow untuk KTT COP26
“Kita harus menorehkan progres di Glasgow sini. Kita harus membuatnya (COP26) sukses,” imbuhnya.
Sebelum COP26, para pemimpin di KTT G20 membuat komitmen samar tentang penanganan krisis iklim. Mereka menargetkan bebas karbon pada “pertengahan abad atau sekitar itu”.
Negara-negara G20 sendiri menyumbang tiga perempat dari total emisi karbon di Bumi.
“Kekuatan eknomi terbesar dunia (G20) telah gagal menempatkan perubahan iklim sebagai puncak agenda jelang COP26 di Glasgow,” kata Muhammad Adow, direktur lembaga Power Shift Africa.
Penanganan krisis iklim juga dihambat oleh keenganan China dan Rusia memenuhi permintaan PBB dan negara-negara lain. Beijing dan Moskow diminta bebas polusi bahan bakar fosil per 2050, tetapi mereka tetap menargetkan baru bebas polusi tersebut per 2060.
Misi PBB adalah membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius dibanding masa pra-industri sesuai Perjanjian Paris 2015. Namun, menurut para ahli PBB, komitmen internasional saat ini belum bisa mewujudkan target tersebut.
Para ilmuwan menyebut pemanasan global telah mencapai lebih dari 1,1 derajat Celsius sejauh ini. Apabila komitmen internasional tak kunjung berubah, Bumi akan memanas hingga 2,7 derajat Celsius per 2100.
COP26 pun menjadi momentum krusial untuk mewujudkan misi 1,5 derajat tersebut. “(COP26) adalah harapan terakhir dan terbaik kita,” kata Menteri Kabinet Inggris Raya Alok Sharma dalam pembukaan COP26.
“Jika (COP26) Glasgow gagal, maka semuanya akan gagal,” tegas Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Baca Juga: Sikapi COP26 Glasgow, Walhi: Perdagangan Karbon Solusi Palsu Atasi Krisis Iklim
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press