COP26 Resmi Dibuka, Tonggak Krusial Atasi Krisis Iklim
Kompas dunia | 1 November 2021, 19:13 WIB“Kekuatan eknomi terbesar dunia (G20) telah gagal menempatkan perubahan iklim sebagai puncak agenda jelang COP26 di Glasgow,” kata Muhammad Adow, direktur lembaga Power Shift Africa.
Penanganan krisis iklim juga dihambat oleh keenganan China dan Rusia memenuhi permintaan PBB dan negara-negara lain. Beijing dan Moskow diminta bebas polusi bahan bakar fosil per 2050, tetapi mereka tetap menargetkan baru bebas polusi tersebut per 2060.
Misi PBB adalah membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat Celsius dibanding masa pra-industri sesuai Perjanjian Paris 2015. Namun, menurut para ahli PBB, komitmen internasional saat ini belum bisa mewujudkan target tersebut.
Para ilmuwan menyebut pemanasan global telah mencapai lebih dari 1,1 derajat Celsius sejauh ini. Apabila komitmen internasional tak kunjung berubah, Bumi akan memanas hingga 2,7 derajat Celsius per 2100.
COP26 pun menjadi momentum krusial untuk mewujudkan misi 1,5 derajat tersebut. “(COP26) adalah harapan terakhir dan terbaik kita,” kata Menteri Kabinet Inggris Raya Alok Sharma dalam pembukaan COP26.
“Jika (COP26) Glasgow gagal, maka semuanya akan gagal,” tegas Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.
Baca Juga: Sikapi COP26 Glasgow, Walhi: Perdagangan Karbon Solusi Palsu Atasi Krisis Iklim
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press