PBB: Kekeringan dan Konflik Picu Ekonomi Kolaps dan Kelaparan di Afghanistan, G20 Harus Bertindak
Kompas dunia | 30 Oktober 2021, 16:51 WIBROMA, KOMPAS.TV - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak negara-negara peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 untuk mencegah kelaparan massal di Afghanistan. Hal tersebut disampaikan oleh wakil sekretaris jenderal PBB bidang bantuan kemanusiaan, Martin Griffiths, pada Jumat (29/10/2021).
Griffiths menyebut bahwa ekonomi Afghanistan sedang runtuh. Setengah populasi Afghanistan berisiko tidak mendapatkan makanan selama musim dingin.
“Kebutuhan hidup di Afghanistan telah meroket,” kata Griffiths kepada Associated Press.
Kelompok rentan dari bencana kelaparan ini adalah anak-anak. Setengah anak Afghanistan berusia di bawah 5 tahun berisiko terkena malnutrisi akut.
Baca Juga: China Desak Bank Dunia dan IMF Cairkan Dana Pembiayaan Afghanistan
Griffiths juga menyampaikan terdapat epidemi campak di setiap provinsi Afghanistan, sebuah “lampu merah” tentang kondisi masyarakat di sana.
Apabila tidak ada “aksi korektif” dari para pemimpin dunia, terutama G20, Griffiths menegaskan akan ada banyak kematian di Afghanistan.
“Pesan yang akan saya sampaikan ke para pemimpin G20 adalah kekhawatiran akan kolapsnya ekonomi Afghanistan; karena tentu saja itu akan menimbulkan efek eksponensial di wilayah tersebut,” kata diplomat asal Inggris Raya itu.
Ekonomi Afghanistan kolaps karena kekeringan dan konflik
Saat ini, PBB melalui program penyediaan pangan (World Food Program) telah menyediakan makanan bagi empat juta warga Afghanistan.
Baca Juga: Badan Pangan PBB Memperingatkan, Jutaan Warga Afghanistan Saat Ini Terancam Mati Kelaparan
Namun mengingat tibanya musim dingin, PBB memperkirakan jumlah warga Afghanistan yang memerlukan bantuan makanan naik tiga kali lipat hingga 12 juta orang.
Griffiths pun mendesak negara-negara yang sebelumnya menangguhkan bantuan ke Afghanistan segera mencairkannya.
Sebelumnya, Uni Eropa dilaporkan hendak menambahkan donor kemanusiaan ke Afghanistan sejumlah 100 juta euro. Sedangkan Amerika Serikat (AS) menambah 144 juta dolar AS ke jumlah sumbangannya.
World Food Program sendiri membutuhkan tambahan dana 200 juta dolar AS untuk beroperasi hingga akhir tahun ini.
“Isu spesifik yang akan saya minta perhatian mereka (pemimpin G20), adalah bagaimana mengalirkan dana ke ekonomi Afghanistan, bukan ke tangan Taliban,” kata Griffiths.
Menurut Griffiths, krisis ekonomi Afghanistan disebabkan oleh dua kekeringan besar beberapa tahun belakangan serta gangguan akibat perang Taliban dengan pemerintah.
“Sejauh ini, saya pikir kita sekadar menahan napas tentang stabilitas negara itu (Afghanistan) dan berkata ke Taliban setiap hari tentang apa yang perlu mereka lakukan, misalnya, untuk memastikan hak-hak gadis dan perempuan terpenuhi,” pungkasnya.
Baca Juga: Jelang KTT G20, PM Inggris Desak China Percepat Pengurangan Emisi Karbon
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press