Ternyata Perjanjian Taliban dengan Trump yang Berperan Besar Merusak Afghanistan
Kompas dunia | 30 September 2021, 10:22 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Petinggi militer Amerika Serikat (AS) mengungkapkan kembali memimpinnya Taliban di Afghanistan bisa ditarik ke Pemerintahan Donald Trump.
Sebelumnya Pemerintahan AS di bawah Trump telah menandatangani perjanjian dengan Taliban pada Februari 2020 di Doha, Qatar.
Perjanjian itu berisi bahwa AS akan menarik mundur pasukannya, yang saat itu rencananya dilakukan Mei 2020.
Dikutip dari BBC, Rabu (29/9/2021), Jenderal Frank McKenzie, Pemimpin Komando Pusat militer AS menegaskan perjanjian itu memberi efek merusak bagi Pemerintah Afghanisan.
Baca Juga: Republikan Anggap Biden Tak Jujur, Petinggi Militer AS Sebut Perang Afghanistan Kegagalan Strategis
Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin setuju dengan pendapat McKenzie.
Menurutnya perjanjian tersebut telah membantu Taliban menjadi semakin kuat.
Selain menentukan jadwal pemulangan tentara AS, perjanjian Doha juga mencakup tanggung jawab Taliban untuk mengambil langkah menghalangi grup seperti Al-Qaeda dari mengancam keamanan AS dan sekutunya.
Hal itu diungkapkan pejabat militer AS dalam pernyataan kepada Komite Angkatan Bersenjata DPR AS.
Sebagai Kepala Komando Pusat AS, Jenderal McKenzie mengawasi penarikan pasukannya dari Afghanistan.
Hal itu sekaligus menandai akhir kehadiran AS di negara itu selama 20 tahun dan menjadi perang terpanjang negara besar tersebut.
Jenderal McKenzie menerangkan kepada komite bahwa perjanjian Doha memiliki efek psikologis yang kuat pada Pemerintah Afghanistan.
Pasalnya hal itu menetapkan tanggal kapan bantuan kepada mereka semuanya berakhir.
“Saya cukup lama percaya bahwa jika AS mengurangi jumlah penasihat militer di Afghanistan di bawah 2.500, pemerintah dan militer Afghanuistan pasti akan runtuh,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa keputusan pengurangan yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden pada April lalu merupakan “paku lain di peti mati”.
Baca Juga: Taliban Beri Peringatan Tukang Potong Rambut Afghanistan, Dilarang Keras Cukur Jenggot
Sementara itu, Austin mengatakan bahwa dengan komitmen AS untuk mengakhiri serangan udara kepada Taliban, perjanjian Doha berarti membuat kelompok militan itu semakin kuat.
Apalagi, kemudian mereka meningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan warga Afghanistan terancam kehilangan nyawa banyak orang setiap pekan.
Taliban sendiri berhasil menguasai Afghanistan setelah merebut Kabul pada 15 Januari.
Sebelumnya, mereka juga berhasil merebut sejumlah kota besar dan penting di Afghanistan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC