Ternyata Perjanjian Taliban dengan Trump yang Berperan Besar Merusak Afghanistan
Kompas dunia | 30 September 2021, 10:22 WIBHal itu sekaligus menandai akhir kehadiran AS di negara itu selama 20 tahun dan menjadi perang terpanjang negara besar tersebut.
Jenderal McKenzie menerangkan kepada komite bahwa perjanjian Doha memiliki efek psikologis yang kuat pada Pemerintah Afghanistan.
Pasalnya hal itu menetapkan tanggal kapan bantuan kepada mereka semuanya berakhir.
“Saya cukup lama percaya bahwa jika AS mengurangi jumlah penasihat militer di Afghanistan di bawah 2.500, pemerintah dan militer Afghanuistan pasti akan runtuh,” tuturnya.
Ia menambahkan bahwa keputusan pengurangan yang diperintahkan oleh Presiden Joe Biden pada April lalu merupakan “paku lain di peti mati”.
Baca Juga: Taliban Beri Peringatan Tukang Potong Rambut Afghanistan, Dilarang Keras Cukur Jenggot
Sementara itu, Austin mengatakan bahwa dengan komitmen AS untuk mengakhiri serangan udara kepada Taliban, perjanjian Doha berarti membuat kelompok militan itu semakin kuat.
Apalagi, kemudian mereka meningkatkan operasi ofensif mereka terhadap pasukan keamanan Afghanistan, dan warga Afghanistan terancam kehilangan nyawa banyak orang setiap pekan.
Taliban sendiri berhasil menguasai Afghanistan setelah merebut Kabul pada 15 Januari.
Sebelumnya, mereka juga berhasil merebut sejumlah kota besar dan penting di Afghanistan.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC