Junta Militer Myanmar Tidak Kasih Akses Penuh, Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Belum Bisa Bertugas
Kompas dunia | 26 September 2021, 00:02 WIBMyanmar berada dalam kekacauan sejak militer merebut kekuasaan pada 1 Februari 2021.
Kudeta itu mengakhiri satu dekade pemerintahan demokratis di Myanmar dan memicu kemarahan di dalam dan luar negeri atas kembalinya kekuasaan militer.
Lebih dari 1.120 orang tewas sejak kudeta, menurut hitungan PBB. Banyak korban jatuh oleh tindakan keras pasukan keamanan terhadap pemogokan dan protes pro-demokrasi, sementara ribuan orang telah ditangkap.
Pasukan perlawanan bersenjata muncul di berbagai daerah. Mereka bentrok dengan militer sehingga ribuan orang terpaksa melarikan diri, termasuk ke negara tetangga India dalam beberapa hari terakhir
Krisis semakin diperparah dengan pandemi Covid-19, yang memicu desakan internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Myanmar.
Menlu Retno mengatakan, bantuan kemanusiaan dari Indonesia akan dikirim sebelum akhir September dan disalurkan oleh AHA Centre sebagai koordinator dukungan kemanusiaan di bawah ASEAN.
Sebelumnya, Indonesia telah menyumbangkan peralatan kesehatan senilai 200 ribu dolar AS atau setara 2,9 miliar rupiah berupa masker KN95, alat pelindung diri, serta sarung tangan medis untuk membantu rakyat Myanmar memerangi Covid-19.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV/Antara