> >

Kriminalitas Bersimaharajalela di Bogota Kolombia, Tentara Dikerahkan ke Jalan-Jalan

Kompas dunia | 17 September 2021, 05:35 WIB
Hampir 400 tentara bersenjata lengkap dengan wewenang melakukan penangkapan dikerahkan ke berbagai sudut Bogota Kolombia untuk meredam tindak kriminalitas yang merajalela (Sumber: Juan Baretto/France24 via AFP)

BOGOTA, KOMPAS.TV - Ratusan tentara dikerahkan untuk berpatroli di jalan-jalan Bogota untuk mendukung polisi memerangi gelombang perampokan bersenjata yang kerap mematikan. Hal itu dikatakan pihak berwenang Kolombia seperti dilansir France24, Kamis (16/09/2021).

Pengerahan Rabu malam itu adalah tanggapan atas permintaan Wali Kota Claudia Lopez untuk bala bantuan dan muncul saat Kolombia mengalami periode paling kejam sejak kesepakatan damai 2016 dengan pemberontak sayap kiri yang mengakhiri konflik bersenjata selama beberapa dekade.

Hampir 360 tentara dikirim ke berbagai tempat di sekitar kota untuk mendukung polisi, menurut Menteri Pertahanan Diego Molano.

Dalam salah satu tugas pertama mereka, pasukan memasuki tiga lingkungan miskin di Bogota, termasuk pinggiran kota Kennedy yang terkenal, yang dikenal dengan tingkat kejahatan dan ketidakamanan yang tinggi.

Mereka akan memeriksa dokumen identitas orang, dan mencari kendaraan dan orang yang mencurigakan, kata Jenderal David Gomez, seorang komandan tentara.

Para prajurit akan dipersenjatai dan memiliki wewenang untuk melakukan penangkapan, tambah Molano.

"Kriminalitas dan kekerasan meningkat" di Bogota beberapa bulan terakhir, kata menteri itu, menyalahkan peningkatan pengangguran dan kemiskinan dan konsekuensi "psikologis dan budaya" dari berbulan-bulan dikepung virus corona.

Dengan tingkat kemiskinan lebih dari 40 persen dan hampir satu dari lima orang menganggur, Kolombia sangat terpukul oleh pandemi Covid-19, di mana kegiatan ekonomi Bogota menjadi sangat melambat.

Baca Juga: Song Joong Ki Kembali Syuting Film “Bogota” Usai Isolasi Mandiri

Kokain hasil sitaan aparat Kolombia, Maret 2021. Pada September 2021, tentara diturunkan ke jalan di Bogota untuk mengatasi lonjakan tindak kejahatan perampokan dan pembunuhan. (Sumber: Luis Robayo/France24 via AFP)

Menurut balai kota, Bogota membutuhkan sekitar 10.000 polisi selain 16.000 yang dimilikinya saat ini.

Sejauh tahun ini, kota berpenduduk sekitar delapan juta orang itu mencatat 754 pembunuhan dan lebih dari 65.000 perampokan.

Untuk tahun 2020, tercatat ada 1.031 pembunuhan dan lebih dari 81.000 perampokan.

Kehadiran tentara di jalan-jalan ibu kota bukanlah hal baru. Pada Mei, militer dikerahkan ke Bogota dan kota-kota lain untuk mendukung upaya polisi menghadapi protes terhadap pemerintah Presiden Ivan Duque. Protes tersebut ditumpas secara brutal oleh aparat keamanan.

Lebih dari 60 orang tewas dalam bentrokan berminggu-minggu dan tindakan keras oleh angkatan bersenjata yang dikutuk oleh PBB, Amerika Serikat, Uni Eropa, dan kelompok hak asasi internasional.

Kolombia baru bangkit dari perang puluhan tahun yang secara resmi berakhir dengan kesepakatan damai pada 2016, meskipun kelompok pemberontak ELN dan gerilyawan pembangkang FARC terus bertempur di beberapa bagian negara itu. Kini, tentara kembali dikerahkan namun untuk memadamkan kriminalitas.

"Kita tidak bisa jatuh ke dalam tindakan putus asa dan berbasis ketakutan," kata anggota dewan kota Bogota Diego Cancino kepada AFP sebagai tanggapan atas langkah terbaru yang dia gambarkan sebagai "otoriter".

"Militerisasi atau pencegahan?" tanya harian El Espectador.

Lopez setuju bahwa "tentara tidak dapat menggantikan fungsi konstitusional polisi" tetapi mengatakan pengerahan terakhir adalah "perkara dukungan bagi polisi metropolitan kami."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Fadhilah

Sumber : Kompas TV/France24


TERBARU